Sumber: Truxgoservers
Perkembangan teknologi yang begitu pesat saat ini terlihat berimbang dengan peningkatan aktivitas kejahatan di dunia maya yang juga semakin meningkat. Fenomena ini sebagian besar dipengaruhi oleh kecerdasan buatan atau AI yang dapat mengubah dinamika keamanan data. Meskipun awalnya diperkenalkan sebagai perangkat lunak yang dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam berbagai bidang, namun AI juga bisa menjadi ancaman yang perlu diperhitungkan.
Ancaman yang terjadi pun semakin kompleks dengan munculnya Worm AI, sebuah jenis perangkat lunak berbahaya yang diklaim mampu mencuri data pribadi. Hal ini menunjukan perlunya kewaspadaan akan berbagai bentuk ancaman keamanan siber yang berkembang, termasuk serangan lain yang memanfaatkan kecerdasan buatan. Lantas, apa itu Worm AI? Yuk, Simak penjelasan berikut ini.
Apa itu Worm AI?
Worm AI merupakan jenis malware yang menggunakan kecerdasan buatan dalam operasinya saat melakukan pencurian data dan informasi. Selain itu, AI ini disebut sebagai Worm karena merujuk pada keunggulannya saat menyebarkan malware dengan cepat di jaringan komputer mirip seperti perilaku cacing yang merambat. Worm AI juga menunjukan evolusi ancaman dari keamanan siber yang lebih canggih dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan.
Malware yang ada pada perangkat lunak ini mampu memanipulasi model AI seperti ChatGPT. Dengan begitu, Worm AI membentuk serangan dalam penggunaan kecerdasan buatan sekaligus menjadi tantangan baru mengenai melindungi keamanan data pribadi yang sulit dideteksi.
Sumber: Daily host news
Cara Kerja Worm AI
Selanjutnya, cara kerja Worm AI memanfaatkan kecerdasan buatan dengan nama Morris II sebagai “perintah replikasi diri yang merugikan dengan bersifat permusuhan”. Cara kerja perintah ini cukup dengan menyebarkan kerusakan dalam sistem komputer melalui pencurian data. Tujuannya yaitu untuk mengecoh sistem AI dari kode berbahaya agar tidak memberikan respon sejujurnya yang dihasilkan dari sistem worm.
Respon tersebut bisa berupa pesan teks atau gambar yang ada di dalam model AI generatif. Misalnya, seperti email yang seringkali dijadikan penyimpanan data pribadi. Secara langsung worm akan mengkontaminasi dan menginfeksi perangkat ini dan akan mencuri informasi berupa data pribadi. Worm yang terinfeksi secara aktif, akan menekan dan memaksa model AI yang rentan untuk melakukan berbagai aktivitas yang merugikan seperti memunculkan spam, menunjukan data rahasia, dan tindakan lainnya.
Hal ini disebabkan adanya penyebaran berkelanjutan dari perintah ekosistem AI generatif oleh worm. Dengan begitu, Worm AI menjadi ancaman serius bagi keamanan siber karena memanfaatkan kelemahan model AI sehingga dapat mempengaruhi kerusakan infrastruktur digital.
Kecerdasan Worm AI Melanggar Keamanan Perangkat Gemini dan ChatGPT
Sistem cara kerja apa itu Worm AI juga menunjukkan bahwa perangkat ini dilengkapi dengan kecerdasan buatan. Kecerdasan ini dikenal dengan nama Worm AI Morris II, yang secara khusus menargetkan kemampuan berbasis Generative AI seperti ChatGPT, Gemini, LLM open-source, dan lainnya. Dengan demikian, perangkat ini dapat merusak beberapa lapisan keamanan di berbagai perangkat dengan menyerang asisten AI generatif.
Fungsinya adalah untuk mencuri data pribadi melalui perintah teks. Worm akan meneruskan perintah tersebut ke sistem berbasis Gemini atau ChatGPT untuk diolah kembali. Morris II juga menggunakan teknik jailbreak dalam layanan GenAI untuk menyusup ke dalam email. Caranya, perangkat mengambil email sebagai respon terhadap pertanyaan pengguna, lalu mengirimkannya ke Gemini atau ChatGPT untuk mendapatkan tanggapan. Selanjutnya, data yang terkandung di dalamnya akan dicuri.
Data yang dicuri tersebut akan digunakan untuk mencuri segala aktivitas khususnya yang menggunakan uang dan layanan sebagai kategorinya seperti kartu kredit hingga Jamsostek. Hal ini menunjukkan kecerdasan serangan yang dilakukan oleh Worm AI tidak main-main dan cenderung memiliki kemampuan serangan yang sangat berbahaya.
Baca juga: Gong AI Hadir Menjadi Solusi Pintar untuk Keuangan Bisnis
Dampak Worm AI
Setelah Worm AI Morris II berhasil menyusup dan mengelabui asisten AI, situasinya menjadi lebih serius. Ini akan menjadi pelanggaran protokol keamanan dalam asisten AI sehingga memunculkan ancaman bagi privasi pengguna secara substansial. Dengan memanfaatkan kemampuan AI generatif, Worm AI akan berdampak buruk pada keamanan data pribadi seperti mengekstrak informasi sensitif dari email termasuk nama, nomor telepon dan lainnya.
Hal ini membentuk potensi secara terbuka mengenai penyalahgunaan data yang serius sekaligus menyebabkan pencurian data identitas yang merugikan individu karena memiliki dampak jangka panjang. Selanjutnya, dengan akses ke informasi sensitif ini, Worm AI dapat menggunakannya untuk tujuan yang berpotensi merusak. Misalnya, informasi tersebut dapat digunakan untuk meretas akun online, melakukan penipuan finansial, atau bahkan menciptakan skema penipuan yang lebih rumit.
Dengan demikian, penyusupan Worm AI ke dalam sistem AI yang rentan bukan hanya masalah privasi, tetapi juga berpotensi menjadi ancaman serius terhadap keamanan identitas pengguna yang terkena dampaknya.
Cara Melindungi Perangkat Dari Worm AI
Mendeteksi Worm AI seperti Morris II merupakan tantangan bagi pengguna karena hal ini tidak dapat dideteksi berdasarkan tanda-tanda malware konvensional secara umum. Untuk mencegah hal ini secara lebih lanjut dapat melibatkan pemantauan perilaku sistem untuk aktivitas yang kuat seperti mengetahui pengembangan model AI dan mengetahui bentuk manipulasi data yang tidak sah.
Selanjutnya, pengguna juga dapat menggunakan algoritma pembelajaran mesin untuk mengidentifikasi pola dan anomali melalui interaksi pengguna dan konten yang dihasilkan oleh AI dapat mengindikasikan keberadaan Worm AI. Selain itu, pengguna dapat meningkatkan kesadaran keamanan siber secara rutin melalui edukasi tentang sifat ancaman siber yang terus berkembang, termasuk kampanye atau artikel mengenai worm AI serta praktik terbaik untuk melindungi perangkat mereka secara online.
Sumber: Data privacy
Kolaborasi antara pemerintah, perusahaan teknologi, dan pakar keamanan siber juga diperlukan dalam menciptakan kerangka kerja dan peraturan internasional untuk mengatasi ancaman yang muncul dari malware yang mendukung AI. Hal Ini mencakup berbagi informasi tentang potensi ancaman, menetapkan standar keamanan bersama, dan membina kerja sama internasional dalam menyelidiki dan memerangi serangan dunia maya.
Dengan tetap waspada dan menerapkan solusi keamanan tingkat lanjut, pengguna dapat meningkatkan peluang mendeteksi dan menanggulangi ancaman yang terus berkembang. Hal ini menegaskan pentingnya mengadopsi pendekatan proaktif dalam memerangi serangan siber dengan memanfaatkan teknologi yang lebih canggih dan melakukan pemantauan terus-menerus terhadap aktivitas sistem.
Kejahatan dunia maya yang berhubungan dengan pencurian data pribadi menjadi hal yang patut untuk diwaspadai. Teknologi AI yang berupaya mempermudah pekerjaan menjadi efisien ternyata memiliki sisi negatif yang mampu menimbulkan kerugian yang potensial. Apa itu Worm AI sebagai salah satu bentuk kejahatan yang turut menggunakan teknologi AI di dalamnya membuat kita wajib untuk berhati-hati.
Selain dari kesadaran diri agar lebih aware terhadap teknologi yang digunakan, perangkat seperti smartphone ternyata dapat membantu kita agar terhindar dari jenis kejahatan seperti ini. Dengan menggunakan perangkat yang mumpuni, biasanya kamu dapat memiliki perlindungan data yang lebih optimal lagi. Untuk mendukung hal tersebut, Eraspace menjadi website dan aplikasi yang menyediakan smartphone hingga perangkat lainnya yang canggih dengan perlindungan ekstra pada masing-masing spesifikasi perangkat yang kamu pilih.
Harga dan promo menarik tidak pernah ketinggalan untuk dibagikan bagi kamu yang khususnya bergabung menjadi member MyEraspace. Tunggu apalagi? ayo buruan perbaharui perangkat mu untuk keamanan data yang lebih optimal hanya di Eraspace, sekarang.
Baca juga: Gemini 1.5 Resmi Dirilis, Tawarkan Kecerdasan bak Otak Manusia