Sumber: Business Reporter
Dalam era digital yang semakin maju, kehadiran kecerdasan buatan menjadi salah satu pilar utama dalam transformasi teknologi. AI telah merambah ke berbagai sektor, mulai dari industri, layanan finansial, hingga kehidupan sehari-hari lewat perangkat pintar. Namun, seiring dengan maraknya penggunaan Artificial Intelligence, muncul pula ancaman yang perlu disadari yaitu penipuan teknologi yang semakin canggih dan sulit diidentifikasi.
Salah satu permasalahan utama adalah penggunaan tools AI untuk memfasilitasi penipuan. Kecepatan dan ketepatannya dalam memproses informasi membuat teknologi ini menjadi senjata yang super efektif bagi banyak penjahat dunia maya. Mereka bisa menggunakan kecerdasan buatan untuk menghasilkan konten palsu yang terlihat sangat meyakinkan Dengan begitu, para penipu dapat mengelabui korbannya dengan lebih mudah.
Intimidasi modus penipuan AI tidak hanya bersifat individual, tetapi juga menimbulkan dampak yang luas. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang cara kerja AI dalam konteks penipuan dan langkah-langkah untuk mengantisipasi serangan menjadi sangat penting dalam menjaga keamanan dan integritas digital kita. Ingin tahu lebih lanjut? Yuk simak penjelasan lengkapnya di artikel berikut ini.
Manipulasi Video dengan Deepfake
Belakangan ini, deepfake merupakan ancaman serius terhadap keamanan informasi dan opini publik. Penipuan teknologi ini memungkinkan pembuatnya untuk menciptakan video palsu dengan tingkat realisme yang luar biasa, bahkan membingungkan ahli-ahli untuk membedakan antara keaslian dan pemalsuan.
Keberadaan alat kecerdasan buatan ini membawa konsekuensi mendalam dan cukup meresahkan. Dengan video palsu yang sulit dibedakan dari kenyataan, para penipu dapat dengan mudah menyebarkan berita palsu atau memanipulasi peristiwa tertentu. Misalnya, seorang politikus difitnah dengan video deepfake yang memperlihatkan dia melakukan tindakan yang sebenarnya tidak pernah dilakukan.
Hal ini bisa menggiring opini publik, merusak reputasi seseorang, atau bahkan memengaruhi hasil pemilihan umum. Contoh manipulasi video yang mencuat dalam perhatian masyarakat adalah kasus yang melibatkan seorang politikus Amerika Serikat, Nancy Pelosi. Pada tahun 2019, sebuah video deepfake yang memperlihatkan Nancy sedang berbicara di acara Town Hall dijadikan alat penyebaran informasi palsu.
Sumber: University of Bath
Politikus itu terlihat seperti sedang mengalami kesulitan berbicara dan tampak kebingungan. Tujuan dari pemalsuan ini adalah untuk menciptakan kesan bahwa Nancy tak mampu menjalankan tugasnya dengan baik, meragukannya sebagai pemimpin politik. Serangan deepfake meluas ke ranah keamanan nasional dan internasional.
Lewat kemampuannya untuk membuat pemalsuan yang sungguh meyakinkan, penipuan teknologi ini dapat digunakan untuk menyebarkan propaganda negara dan menghasut konflik antarnegara. Bahkan, deepfake bisa digunakan dalam skema penipuan keuangan yang merugikan individu hingga lembaga keuangan besar.
Tiruan Suara Melalui Voice Cloning
Contoh penipuan AI yang selanjutnya adalah voice cloning. Modus ini telah menjadi senjata baru bagi para penipu di zaman sekarang. Dengan kecanggihan ini, mereka mampu meniru suara seseorang dengan begitu akurat, memungkinkan oknum kejahatan untuk melakukan penipuan yang lebih nyata.
Kebohongan lewat panggilan telepon atau pesan suara semakin sulit dideteksi karena skill voice cloning yang sangat memadai. Pelaku bisa menggunakan suara palsu untuk meminta informasi pribadi atau keuangan melalui fake call yang terdengar meyakinkan. Mereka juga dapat mengirim voice note palsu yang membuat korban percaya dan melakukan tindakan merugikan, seperti mentransfer dana atau memberikan data sensitif.
Peristiwa nyata dari tindakan ini adalah kasus yang terjadi di India pada beberapa tahun silam. Dalam kejadian ini, seorang penipu menggunakan voice cloning untuk menjiplak suara pejabat senior di bank lokal terkemuka. Penipu kemudian menghubungi sejumlah karyawan dan meminta mereka mentransfer dana besar ke rekening tertentu dengan alibi mendesak dan rahasia.
Akibatnya, para pekerja melakukan transfer sesuai instruksi yang diberikan. Setelah beberapa saat, ketika terungkap bahwa itu adalah penipuan, bank tersebut mengalami kerugian finansial yang cukup besar dan reputasi mereka pun tercoreng.
Baca juga: Robot AI Sara, Teknologi Memukau Terobosan Arab Saudi
Chatbot dalam Dunia Maya
Penipuan teknologi yang tak kalah licik adalah menciptakan chatbot menyerupai layanan resmi dari suatu instansi, namun sebenarnya bertujuan untuk mengelabui korban dan merugikan. Modus chatbot sendiri sangat beragam. Salah satunya adalah meniru identitas resmi perusahaan atau lembaga untuk mengumpulkan informasi pribadi korban, seperti nomor kartu kredit, kata sandi, hingga data sensitif lainnya.
Selain itu, tools AI ini juga bisa digunakan untuk mengarahkan korban agar melakukan pembayaran ke rekening yang dikendalikan sang penipu dengan berbagai alasan. Berkaitan dengan manipulasi sebuah layanan resmi, chatbot dapat mengarah ke halaman web yang mengandung malware atau virus komputer.
Setelah pengguna mengklik tautan tersebut, malware akan diunduh dan terpasang secara otomatis di perangkat. Jenis virus yang tersebar pun bervariasi, mulai dari ransomware yang mengenkripsi data korban dan meminta tebusan, hingga spyware yang mencuri informasi pribadi user.
Cara Menghindari Modus Penipuan AI
Dalam menghadapi penipuan teknologi dengan kecerdasan buatan, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk terhindar dari jebakan oknum. Pertama, selalu verifikasi identitas pihak yang berkomunikasi denganmu, terutama jika ada permintaan data sensitif atau transaksi keuangan yang tidak biasa.
Jangan ragu untuk menghubungi langsung lembaga atau perusahaan terkait melalui saluran resmi mereka untuk memastikan keaslian komunikasi tersebut. Selanjutnya, waspadai link dan lampiran yang mencurigakan. Hindari menekan tautan dari sumber yang tidak dikenal, karena ini dapat mengarah ke situs palsu dan mengandung malware yang berbahaya. Selalu periksa URL sebelum mengkliknya dan pastikan laman tersebut aman.
Sumber: DigitalOye
Terakhir, edukasi diri tentang contoh penipuan AI dapat menjadi langkah yang sangat efektif dalam mengatasi kebohongan. Kamu dapat mempelajari lebih dalam tentang cara kerja penipuan AI, tanda-tanda yang perlu diwaspadai, dan strategi manipulatif yang sering kali digunakan oleh penjahat dunia maya.
Dengan pemahaman yang jauh lebih baik, kamu akan lebih siap menghadapi potensi serangan penipuan dan melindungi diri secara efektif di era 4.0 yang semakin kompleks ini. Nah, pastikan device yang kamu miliki dilindungi oleh perangkat lunak keamanan terkini, termasuk firewall, antivirus, dan antispyware. Gadget yang termutakhir bisa membantu kamu mendeteksi dan mencegah serangan penipuan kecerdasan buatan.
Jadi, berbagai kejahatan yang mungkin terjadi dapat segera diminimalisir. Agar bisa mendapatkan HP terbaik guna memaksimalkan pengalaman berselancar di internet, kamu bisa membeli produk impianmu di ecommerce terpercaya seperti di Eraspace. Platform ini menyediakan barang orisinal dengan kualitas yang juga terjamin.
Di Eraspace, terdapat beragam pilihan smartphone canggih yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan bujet. Apalagi, sedang ada promo dan penawaran menarik yang bisa kamu nikmati ketika menjadi member MyEraspace. Caranya mudah, cukup belanja di website maupun aplikasi resmi Eraspace dan pilih gadget favoritmu. Yuk, lengkapi diri dengan produk terbaik hanya di Eraspace, sekarang juga!
Baca juga: Kebijakan Baru YouTube, Konten Buatan AI Harus Ada Label Khusus