Sumber: Janebenston
Kemajuan teknologi saat ini kian pesat dan mulai menjarah ke berbagai sektor kehidupan sehari-hari. Mulai dari belanja, membaca buku, bahkan bekerja pun kini tidak lepas dari akses digital sehingga bisa dilakukan dimana saja. Pekerjaan remote menjadi contoh nyata yang memungkinkan mereka untuk bekerja secara online tanpa perlu datang langsung ke kantor.
Dalam dunia pekerjaan remote, koneksi internet adalah pondasi yang vital. Namun, koneksi internet juga membawa risiko kejahatan siber yang perlu diwaspadai. Tantangan seperti serangan phishing, malware, atau pencurian data menjadi ancaman bagi para pekerja yang mengandalkan internet untuk pekerjaan mereka. Kira-kira, apa aja sih yang perlu kamu ketahui agar terhindar dari kejahatan tersebut saat bekerja secara remote ? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.
Apa Itu Remote Job?
Seperti yang kita ketahui, pekerjaan remote atau remote job merujuk pada praktik bekerja yang memiliki fleksibilitas tinggi untuk melaksanakan tugas-tugas dari lokasi di luar kantor. Selama melakukan tugasnya, pekerja remote dapat menjalankan tanggung jawab mereka dari berbagai tempat seperti rumah, kafe, atau lokasi lain yang dilengkapi dengan akses internet.
Karena dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun, pekerjaan remote memiliki beragam manfaat yang dapat dirasakan. Beberapa keuntungannya seperti lebih fleksibel dalam bekerja, lebih menghemat biaya, dan gaya bekerja yang produktif. Dengan begitu, kamu dapat membagi waktu kamu dengan efektif, seperti membagi waktu untuk diri kamu sendiri, keluarga, dan pekerjaan.
Namun selain mendapatkan beragam keuntungan, pekerja remote juga perlu waspada dengan sisi negatif yang tidak banyak diketahui orang-orang. Kejahatan online nyatanya selalu mengintai mereka karena pekerjaannya yang berkaitan dengan internet. Pekerja remote sangat rentan terkena cyber crime atau kejahatan siber ketika bersinggungan dengan jaringan yang tidak aman.
Sumber: Assetguardian
Kejahatan Siber yang Menghantui Pekerja Remote
Dalam era digital yang semakin maju, kejahatan siber atau cyber crime telah menjadi ancaman yang tak terhindarkan. Semua ancaman tersebut berpotensi menyebabkan kerugian yang signifikan, seperti kebocoran informasi rahasia, kerusakan pada sistem, gangguan layanan, atau penyalahgunaan data. Maka dari itu, pekerja remote harus mengetahui kejahatan-kejahatan apa saja yang berpotensi merugikan mereka, hal ini antara lain sebagai berikut.
Identity Theft
Pencurian identitas atau identity theft merupakan salah satu bentuk utama dari kejahatan cyber, pelaku akan memanfaatkan informasi pribadi seperti nama, nomor telepon, hingga nomor identitas dan kartu kredit untuk tujuan keuntungan finansial yang merugikan korban. Pelaku seringkali menggunakan data ini untuk mengambil pinjaman, meretas rekening bank atau akun keuangan online, atau bahkan untuk klaim asuransi secara tidak sah.
Menurut U.S. Federal Trade Commission, lebih dari 2,2 juta warga Amerika melaporkan diri karena menjadi korban pencurian identitas pada tahun 2020. Di Eropa, situasinya tidak jauh berbeda, di mana satu dari lima orang melaporkan pernah menjadi korban. Hal tersebut menjadikannya sebagai jenis penipuan kedua yang paling umum di Uni Eropa.
Tindakan kejahatan tersebut seringkali menyasar kelompok rentan seperti anak-anak dan orang lanjut usia, yang kemungkinan besar memberikan informasi pribadi yang dapat disalahgunakan. Namun, tidak peduli usianya, siapapun bisa menjadi korban pencurian identitas.
Phishing dan Serangan Malware
Pada remote job, terdapat ancaman serius yang berasal dari serangan siber seperti phishing dan malware. Phishing merupakan modus penipuan di mana penjahat berupaya untuk memperoleh informasi rahasia dengan mengelabui korbannya melalui email atau situs web palsu. Pelaku sering memanfaatkan situasi remote job untuk mencuri data sensitif dari para karyawan yang bekerja dari jarak jauh.
Di sisi lain, serangan malware bertujuan untuk mengganggu atau mencuri data dari sistem komputer dengan memasang perangkat lunak berbahaya. Karyawan yang bekerja dari jarak jauh menjadi target yang lebih mudah karena seringkali menggunakan jaringan atau perangkat yang tidak memiliki perlindungan yang memadai terhadap serangan siber.
Pemalsuan Data atau Data Forgery
Salah satu jenis cyber crime di Indonesia yang marak terjadi adalah pemalsuan data, yang dikenal sebagai data forgery. Kejahatan ini melibatkan pemalsuan dokumen atau data penting melalui internet. Pelaku biasanya menargetkan dokumen penting yang terkait dengan e-commerce atau situs belanja online. Mereka menciptakan situasi seolah-olah terjadi kesalahan ketik yang merugikan pengguna atau masyarakat.
Tujuan pemalsuan data ini sangat bervariasi, mulai dari untuk mendapatkan keuntungan finansial, merusak reputasi individu, hingga menguasai akun dan data pribadi. Pemalsuan data umumnya dilakukan dengan memanfaatkan teknologi digital. Para pelaku kejahatan cyber dapat menggunakan berbagai teknik seperti hacking, phising, atau malware untuk mencuri data atau mengubah informasi yang ada. Selain itu, mereka juga dapat melakukan pemalsuan dokumen secara elektronik atau menggunakan rekayasa sosial untuk meretas data sensitif dan mendapatkan akses yang mereka inginkan.
Untuk menghindari kejahatan siber yang merajalela dan selalu siap kapan saja menyerang remote job, pekerja jarak jauh harus melakukan antisipasi agar masalah ini tidak datang begitu saja. Maka dari itu, pekerja remote harus berkenalan dengan cyber security untuk menjaganya dari berbagai kejahatan digital yang ada.
Baca juga: Ransomware Wannacry, Cyber Attack yang Gemparkan Dunia di 2017
Cyber Security untuk Mencegah Kejahatan Siber
Cyber security atau keamanan siber bagi pekerja jarak jauh merupakan hal yang vital dalam menjaga keamanan data dan sistem dari serangan siber. Cyber security merujuk pada langkah-langkah yang bertujuan melindungi sistem komputer dari berbagai ancaman atau akses yang tidak sah. Lebih spesifiknya, hal ini melibatkan upaya untuk melindungi sistem, data, jaringan, dan program dari segala bentuk ancaman atau serangan digital.
Strategi cyber security merupakan hal yang dapat diterapkan untuk mencegah masuknya kejahatan siber. Ada berbagai cara untuk menerapkan strategi siber, seperti memilih vendor yang tepat, bijak dalam mengamankan informasi, melakukan sertifikasi keamanan informasi, dan mengedukasi karyawan agar terampil dalam menjaga data rahasia perusahaan.
Setelah mengetahui strateginya, selanjutnya untuk langkah yang lebih preventif, maka perlu didukung oleh tools yang tepat untuk melindungi perangkat dari segala kejahatan digital. Tools yang digunakan untuk menjalankan cyber security ada beberapa macam. Jadi, mari simak beberapa contoh tools tersebut beserta penjelasannya.
Firewall
Firewall merupakan salah satu benteng pertahanan yang terkenal di dunia cyber security. Software ini beroperasi untuk menjaga perangkat dari ancaman-ancaman berbahaya ketika terhubung dengan jaringan internet. Analoginya, firewall bertindak seperti tembok penghalang yang memblokir setiap ancaman yang mencoba menembus.
Tugas utamanya adalah menjaga keamanan informasi dan data dengan menghalangi setiap pesan atau informasi yang berpotensi membawa gangguan atau mengandung virus.
Antivirus
Antivirus merupakan sebuah perangkat lunak yang berperan secara terus-menerus dalam menjaga keamanan perangkat dan mencegah setiap serangan virus yang mengintai. Fungsi utamanya adalah melindungi perangkat serta informasi dan data penting lainnya dari ancaman virus yang merugikan. Dengan kinerja yang konsisten, antivirus menjadi garda terdepan dalam menjaga integritas sistem dan mencegah potensi kerusakan yang disebabkan oleh serangan virus yang tidak diinginkan.
Sumber: Cybersecurity360
Intrusion Detection and Prevention System
Intrusion Detection and Prevention System atau IDPS merupakan tools dalam bentuk perangkat lunak maupun perangkat keras yang berfungsi untuk memantau dan mendeteksi serangan dari penjahat siber dan memblokir serangan tersebut.
Virtual Private Network
Virtual Private Network atau VPN adalah alat yang sering digunakan untuk memberikan perlindungan kepada pengguna ketika mereka berinteraksi atau mengakses informasi tertentu di internet. Hal ini memastikan bahwa aktivitas mereka tetap aman dan terjaga privasinya. Dengan VPN, pengguna dapat merasa lebih nyaman dan yakin bahwa data dan identitas mereka dilindungi saat berselancar di dunia maya.
Nah, itu dia penjelasan mengenai pekerjaan remote dan bahaya yang mengintainya. Apakah kamu tertarik untuk bekerja dengan sistem yang fleksibel tersebut? Sebelum terjun langsung ke dalam pekerjaan tersebut, alangkah baiknya untuk menyiapkan perangkat yang kompatibel agar lebih maksimal dalam bekerja.
Kamu bisa menemukan berbagai perangkat yang mendukung, seperti laptop, smartphone, dan aksesoris pendukung lainnya di Eraspace. Eraspace menyediakan berbagai produk berkualitas dengan banyak brand berkualitas yang 100% original. Kunjungi website resmi Eraspace atau download aplikasinya langsung di Play Store atau App Store. Nikmati kemudahan berbelanja online dengan bebas ongkir di seluruh Indonesia, hanya di Eraspace.
Baca juga: Microsoft Manfaatkan Teknologi AI untuk Sistem Cyber Security