Sumber: Westend61
Olahraga lari menjadi salah satu pilihan olahraga populer yang terbilang cukup mudah untuk dilakukan serta mengandung banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Meski begitu, olahraga lari juga harus dilakukan dengan teknik berlari yang tepat agar terhindar dari cedera otot sehingga kamu tetap bisa merasakan manfaatnya bagi kesehatan tubuh. Apalagi banyak pemula yang meremehkan teknik berlari yang tepat sehingga mengalami kram otot dan bahkan cedera.
Nah, berikut ini ada sejumlah tips lari yang benar agar terhindar dari risiko cedera ataupun kram otot. Dengan mengikuti sejumlah tips tersebut, kamu bisa merasakan banyak manfaat lari terhadap kesehatan dan kebugaran tubuh yang sebelumnya mungkin belum pernah dirasakan. Yuk, simak sejumlah tips lari yang benar di bawah ini agar kamu bisa terhindar dari risiko cedera dan kram otot.
Gunakan Sepatu Lari
Salah satu tips lari yang benar agar terhindar dari risiko cedera dan kram otot adalah dengan menggunakan sepatu lari atau sepatu running. Siapa yang menyangka kalau penggunaan sepatu khusus lari ternyata memiliki peranan krusial saat olahraga lari? Pasalnya, sepatu lari memang didesain khusus untuk memberikan kenyamanan berlari serta menjaga pergerakan kaki dan sendi tetap optimal selama berlari.
Saat memilih sepatu lari, pastikan kamu memilih ukuran yang tepat dan nyaman saat digunakan. Pastikan juga sepatu lari yang dipilih setidaknya menyematkan dukungan bantalan tumit serta memiliki desain yang cukup lentur di bagian lengkungan kaki. Berbagai spesifikasi khusus tersebut tentunya tidak akan kamu temukan pada produk sepatu biasa yang memang tidak dirancang khusus untuk berlari.
Selain itu, kamu juga perlu memperhatikan bahwa ada berbagai jenis sepatu lari yang memang didesain khusus untuk kebutuhan berbeda, seperti sepatu dengan bantalan ekstra atau sepatu yang lebih fokus pada stabilitas tinggi saat berlari. Hal tersebut tentunya disesuaikan dengan kebiasaan olahraga lari dengan lingkungan medan lari yang berbeda-beda.
Sumber: Runner’s World
Lakukan Warming Up dan Mulai dengan Berjalan Kaki
Salah satu tips lari yang benar dan sering kali diabaikan adalah dengan melakukan warming-up atau pemanasan terlebih dahulu. Padahal, warming up berguna untuk membantu meningkatkan aliran darah ke otot, melenturkan sendi, serta mengaktifkan sistem kardiovaskular secara perlahan. Hal itu tentunya berdampak untuk mempersiapkan kekuatan otot tubuh sebelum berlari sehingga kamu lebih mudah terhindar dari risiko cedera dan kram otot.
Kamu bisa melakukan warming up dengan berbagai bentuk gerakan peregangan dinamis dan latihan aerobik berintensitas rendah setidaknya selama 5-15 menit sebelum berlari. Selain itu, kamu juga bisa memulai aktivitas lari dengan berjalan kaki selama 15 menit serta meningkatkan intensitas dan tempo berjalan secara perlahan. Selain warming up, jangan lupa juga untuk melakukan cooling down atau pendinginan dengan berjalan kaki setelah selesai berlari.
Baca juga: Sejumlah Cara Mengatasi Nyeri Otot Setelah Lari yang Efektif
Berlari dengan Ritme Perlahan dan Langkah Pendek
Bagi para pelari pemula, berlari dengan ritme perlahan bisa menjadi salah satu teknik lari yang benar agar kamu tidak mudah mengalami cedera dan kram otot. Saat kamu berlari dengan ritme yang terlalu cepat, beban pada otot dan sendi tentunya juga akan meningkat secara signifikan sehingga tidak heran kalau kamu lebih cepat mengalami kelelahan. Nah, dengan memperlambat ritme berlari, kamu memberikan waktu yang cukup bagi tubuh untuk menyesuaikan diri dan membangun kekuatan otot secara bertahap.
Selain itu, kamu juga bisa mencoba untuk berlari dengan langkah kaki yang pendek untuk membantu menjaga postur tubuh agar lebih stabil. Dengan mengurangi jarak antar langkah saat berlari, kamu bisa mengurangi benturan pada kaki setiap kali mendarat sehingga dapat mengurangi risiko cedera lutut. Teknik berlari dengan ritme lambat dan langkah pendek seperti ini akan membantu kamu untuk menjaga energi tubuh tetap efisien.
Sumber: Marathon Handbook
Gunakan Ritme Bernapas 3:2 Saat Berlari
Salah satu tips lari yang benar berikutnya agar kamu dapat terhindar dari risiko cedera dan kram otot adalah dengan mengatur ritme bernapas saat berlari. Saat kamu sedang berlari, tubuh akan membutuhkan lebih banyak oksigen untuk mendukung kinerja otot yang sedang bekerja keras. Oleh karena itu, ritme bernapas juga memiliki peranan krusial terhadap performa berlari kamu.
Nah, kamu bisa mencoba teknik ritme bernapas 3:2 untuk meningkatkan performa berlari dan mencegah tubuh agar tidak mudah lelah. Dalam teknik ritme bernapas 3:2 ini, kamu membuat pola bernapas dengan menarik napas setiap 3 langkah kaki dan kemudian menghembuskannya setiap 2 langkah kaki. Dengan teknik ritme bernapas seperti ini, kamu bisa menjaga energi tubuh saat berlari secara lebih efisien sehingga tidak mudah lelah seperti biasanya.
Jaga Posisi Dada Agar Tetap Tegak dan Pandangan Ke Depan
Salah satu tips lari yang benar berikutnya agar terhindar dari risiko cedera dan kram otot adalah dengan menjaga posisi dada agar tetap tegak dan stabil. Dengan posisi dada yang tegak, tubuh kamu akan jauh lebih mudah untuk bergerak secara alami dan efisien. Posisi dada yang tegak juga turut membantu kamu agar lebih mudah menjaga keseimbangan, mengurangi tekanan pada punggung bawah, dan bernapas secara lebih maksimal.
Selain itu, jangan lupa juga untuk menjaga pandangan mata agar fokus ke depan. Ada baiknya kamu menghindari pandangan mata ke bawah kaki saat sedang berlari karena akan memicu ketegangan pada leher dan bahu. Selain itu, jangan lupa juga untuk menjaga posisi rahang dan leher agar tetap rileks dan santai selama berlari.
Jaga Posisi Pinggul Agar Tetap Stabil
Menjaga posisi pinggul agar tetap stabil juga menjadi salah satu tips lari yang benar agar terhindar dari cedera dan kram otot. Terlebih lagi pinggul merupakan fondasi utama bagi kekuatan dan keseimbangan tubuh saat sedang berlari. Posisi pinggul tidak sejajar dan terlalu banyak bergerak justru akan meningkatkan ketegangan pada otot-otot.
Nah, kamu bisa mengarahkan posisi pinggul sedikit ke depan dan jaga posisi tersebut agar tetap stabil. Posisi ini akan mencegah risiko terjadinya cedera pada bagian punggung dan pinggang. Posisi berlari seperti inilah yang menjadi salah satu cara lari yang benar untuk mencegah risiko cedera dan kram otot terutama bagi pelari pemula.
Hindari Mendarat dengan Kaki Bagian Depan dan Tumit
Salah satu tips lari yang benar berikutnya agar tidak mudah mengalami cedera atau kram otot adalah tidak mendarat dengan menggunakan kaki bagian depan dan tumit. Hal itu akan membuat beban tubuh langsung mengenai kaki bagian depan atau tumit yang nantinya akan meningkatkan risiko cedera atau kram otot kaki. Ada baiknya kamu menggunakan kaki bagian tengah untuk mendarat atau menginjak saat sedang berlari.
Selain itu, pastikan juga kamu melangkahkan kaki dengan intensitas ringan agar tidak memicu ketegangan pada tubuh. Teknik berlari seperti ini juga memberikan distribusi beban yang lebih merata dan mengurangi tekanan pada sendi. Dengan begitu, pergerakan kaki juga akan menjadi lebih optimal dan efisien serta terhindar dari risiko cedera dan kram otot.
Nah, itu dia sejumlah tips lari yang benar agar terhindar dari risiko cedera dan kram otot terutama bagi pelari pemula. Agar pengalaman olahraga lari makin maksimal, kamu juga bisa memanfaatkan dukungan fitur canggih yang terdapat di sejumlah produk smartwatch terkini seperti yang tersedia di Eraspace. Ada banyak produk smartwatch canggih yang bisa kamu dapatkan dengan harga affordable jika membelinya di Eraspace.
Caranya pun mudah, kamu hanya perlu mengunjungi situs resmi Eraspace atau download aplikasinya. Jadi, masih menunggu apalagi? Yuk, segera dapatkan produk smartwatch terbaik impianmu sekarang juga hanya di Eraspace!
Baca juga: 5 Persiapan Lari Maraton yang Bikin Kamu Jadi Lebih Profesional