Sumber: PC World
Di era digital ini, fitur penyimpanan password di browser tampak memudahkan aktivitas online. Kamu hanya perlu satu klik untuk masuk ke berbagai akun tanpa harus mengingat kata sandi rumit. Namun, kemudahan ini ternyata membawa risiko keamanan cukup serius.
Sayangnya, terdapat bahaya menyimpan password otomatis di browser karena dapat menjadi celah bagi peretas untuk mencuri data sensitif. Oleh karena itu, penting memahami risiko ini agar bisa menjaga keamanan informasi pribadi. Risiko yang ditimbulkan tidak hanya soal pencurian data, tetapi juga potensi akses ilegal ke akun saat perangkat hilang atau dicuri.
Daripada penasaran, yuk, simak pembahasan ini lebih mendalam supaya kamu tahu apa saja bahaya menyimpan kata sandi di browser.
Akses Tidak Sah pada Perangkat yang Hilang
Bahaya menyimpan password otomatis di browser adalah kemudahan akses bagi siapa saja yang mendapatkan perangkat kamu untuk mengakses akun-akun penting. Ketika perangkat hilang atau dicuri, orang yang menemukannya hanya perlu membuka browser untuk melihat daftar password yang tersimpan.
Hal ini memungkinkan mereka untuk mengakses akun email, media sosial, hingga platform perbankan milikmu. Meskipun beberapa browser memiliki fitur perlindungan seperti permintaan autentikasi ulang, sayangnya banyak pengguna yang tidak mengaktifkan lapisan keamanan ini.
Akibatnya, kata sandi yang tersimpan dapat dengan mudah dieksploitasi. Bahaya menyimpan password otomatis ini semakin besar jika perangkatmu tidak dilindungi dengan penguncian layar yang kuat atau kode PIN yang aman.
Sumber: kybersecure
Tidak Efektif Melawan Serangan Phishing
Bahaya menyimpan password otomatis selanjutnya juga mencakup kerentanan terhadap serangan phishing. Phishing adalah metode di mana peretas menciptakan situs web palsu yang menyerupai situs asli untuk mencuri informasi login. Ketika kamu diarahkan ke situs palsu, browser akan tetap mengisi password secara otomatis, seolah-olah situs tersebut sah.
Hal ini membuat pengguna rentan terhadap pencurian akun tanpa mereka sadari. Dalam banyak kasus, fitur pengisian otomatis tidak bisa membedakan antara situs asli dan tiruannya. Oleh karena itu, sangat penting untuk lebih berhati-hati dalam mengenali URL situs yang kamu kunjungi. Menggunakan aplikasi pengelola kata sandi yang memiliki fitur validasi situs bisa menjadi solusi menghindari risiko ini.
Kerentanan Sinkronisasi Cloud
Bahaya menyimpan password otomatis yang lain adalah adalah risiko yang muncul ketika kata sandi tersinkronisasi dengan akun cloud. Sinkronisasi memang memudahkan kamu mengakses informasi login dari berbagai perangkat, tetapi ini juga membuka celah bagi peretas.
Jika akun cloud milikmu diretas, semua password yang tersimpan dan tersinkronisasi menjadi rentan untuk dicuri. Masalah ini semakin serius karena banyak pengguna menggunakan kata sandi yang lemah atau tidak mengaktifkan fitur keamanan tambahan seperti autentikasi dua faktor atau 2FA untuk melindungi akun cloud mereka.
Tanpa perlindungan ekstra ini, peretas dapat dengan mudah mengambil alih akun cloud, membuka akses ke daftar kata sandi yang tersimpan, dan menyalahgunakannya untuk masuk ke berbagai platform penting seperti email, media sosial, atau bahkan akun keuanganmu.
Baca juga: Sejumlah Tips Membuat Password yang Aman dan Mudah Diingat
Risiko Malware
Kemudahan yang diberikan dari menyimpan kata sandi otomatis memang sangat membantu aktivitas. Namun, bahaya menyimpan password otomatis sering kali diremehkan, padahal malware dapat dengan mudah mencuri informasi penting yang tersimpan di perangkat.
Saat kamu memilih untuk menyimpan kata sandi di browser, fitur ini membuat semua data login yang tersimpan lebih rentan terhadap serangan siber. Malware yang dirancang khusus, seperti keylogger atau trojan, dapat membaca data yang tersimpan di sistem browser atau cache perangkat.
Dalam beberapa kasus, malware dapat mengakses file sistem yang menyimpan data ini tanpa memerlukan otorisasi tambahan. Hal ini menjadi ancaman serius, terutama jika perangkatmu tidak memiliki perlindungan antivirus yang memadai atau sistem operasi tidak diperbarui secara rutin.
Selain itu, bahaya menyimpan password di browser semakin meningkat dengan adanya malware berbasis phishing. Serangan ini menargetkan pengguna dengan memanfaatkan situs palsu yang dirancang menyerupai platform populer, seperti email atau akun perbankan.
Browser yang secara otomatis mengisi kata sandi di situs semacam ini justru membantu peretas mencuri data tanpa perlu usaha lebih. Bahaya menyimpan kata sandi ini bukan hanya tentang akun pribadi; akses ke akun keuangan atau email utama bisa membuka jalan bagi peretas untuk melakukan pencurian identitas.
Oleh karena itu, lebih aman untuk menghindari menyimpan password secara otomatis dan beralih ke manajer kata sandi terenkripsi.
Kelemahan pada Browser
Bahaya menyimpan password otomatis yang lain adalah potensi kebocoran data akibat kelemahan keamanan pada browser itu sendiri. Meskipun dirancang untuk memberikan pengalaman yang aman, browser tetap rentan terhadap bug dan eksploitasi.
Jika browser yang kamu gunakan memiliki celah keamanan atau belum diperbarui, peretas bisa memanfaatkan kelemahan tersebut untuk mencuri kata sandi yang tersimpan. Selain itu, beberapa browser tidak menggunakan sistem enkripsi yang cukup kuat untuk melindungi data login.
Hal ini berarti bahwa siapa saja dengan akses fisik ke perangkat atau dengan keterampilan hacking dasar dapat mengambil kata sandi dari file yang disimpan secara lokal. Bahaya menyimpan password otomatis ini akan semakin meningkat jika kamu menggunakan browser kurang dikenal atau tidak sering mendapatkan pembaruan keamanan.
Sumber: Hypernet
Kerugian Finansial
Salah satu risiko paling serius dari bahaya menyimpan password otomatis adalah potensi kerugian finansial yang besar. Jika kamu menyimpan informasi login untuk akun keuangan di browser, seperti akun bank atau dompet digital, peretas yang berhasil mendapatkan akses dapat langsung memanfaatkan data tersebut untuk menguras dana.
Proses ini sering kali sulit untuk dihentikan dalam waktu singkat, terutama jika kamu tidak menyadari adanya aktivitas mencurigakan di akun. Selain itu, serangan yang melibatkan pencurian identitas melalui menyimpan password di browser juga dapat menyebabkan kerugian finansial tidak langsung.
Nah, sekarang kamu jadi tahu beberapa bahaya menyimpan kata sandi di browser. Menyimpan password secara otomatis di perangkat mungkin terasa nyaman, tetapi risiko yang menyertainya sangat besar. Dari ancaman malware yang dapat mencuri data hingga potensi penyalahgunaan jika perangkat hilang, fitur ini membuka celah besar bagi peretas untuk mengakses informasi sensitif.
Selain itu, kerentanan browser dan serangan phising semakin memperkuat alasan untuk berhati-hati dalam menyimpan kata sandi. Menggunakan manajer password atau metode autentikasi yang lebih aman adalah langkah terbaik untuk melindungi akun dan data pribadimu.
Untuk menjaga keamanan data dan password, memilih perangkat dengan fitur keamanan terbaik sangat penting. Handphone seperti OPPO dengan sistem operasi ColorOS menawarkan pengelolaan privasi yang unggul seperti brankas pribadi dan perlindungan pembayaran.
Salah satu pilihannya adalah OPPO Reno12 Pro 5G. Kamu bisa mendapatkannya secara online melalui Eraspace. Belanja di sini, memungkinkan kamu untuk mendapatkan banyak keuntungan. Mulai dari jaminan produk gadget, promo diskon, gratis ongkir, hingga poin MyEraspace yang bisa ditukarkan reward.
Caranya dengan mengunjungi website resmi Eraspace atau download aplikasinya. Yuk, temukan produk gadget pilihanmu secara mudah hanya di Eraspace, sekarang
Baca juga: 7 Kesalahan Membuat Password Rawan Peretasan, Kenali Tipsnya!