Kategori

Ancaman Siber AI yang Mengintai di Balik Teknologi AI

Sumber: CPO Magazine

Kecerdasan buatan atau AI merupakan terobosan masa depan yang dapat memudahkan semua hal. Namun siapa sangka, teknologi terbaru ini juga menghadirkan ancaman siber AI yang mengintai keamanan. Ancaman siber mengacu pada serangan digital yang ditujukan untuk merusak, mencuri, atau memanipulasi data dan sistem.

Dengan memanfaatkan AI untuk memperbesar skala dan dampak serangan, ancaman ini menjadi semakin sulit diprediksi dan diatasi. Lalu apa saja prediksi ancaman siber AI 2025? Yuk kita simak selengkapnya di bawah ini!

Deepfakes
Salah satu ancaman siber AI yang paling mengkhawatirkan adalah deepfake. Deepfake adalah konten tiruan yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan seperti video atau audio. Konten tiruan ini secara meyakinkan dapat meniru penampilan atau suara seseorang.

Teknologi ini memungkinkan pelaku jahat untuk menciptakan konten palsu yang sangat sulit dibedakan dari yang asli. Bayangkan saja, wajah seorang tokoh publik bisa dengan mudah diganti dalam sebuah video untuk membuatnya mengucapkan kata-kata yang tidak pernah diucapkannya.

Salah satu konsekuensi paling serius adalah kerusakan reputasi. Seorang individu atau organisasi dapat dengan mudah difitnah atau dilecehkan melalui video deepfake yang dibuat oleh AI. Selain itu, deepfake juga dapat digunakan untuk menyebarkan disinformasi dan memanipulasi opini publik.

Ancaman siber AI ini berpotensi untuk memecah belah sehingga berdampak pada stabilitas politik dan sosial. Dalam konteks bisnis, deepfake dapat digunakan untuk melakukan penipuan identitas, merusak reputasi merek, atau bahkan memanipulasi pasar saham. Ancaman deepfake semakin meningkat seiring perkembangan teknologi AI.

Pelaku jahat dapat dengan mudah mengakses alat-alat pembuatan deepfake yang tersedia secara online. Selain itu, semakin banyak data wajah dan suara yang tersedia di internet, semakin mudah bagi pelaku untuk membuat deepfake yang realistis. Oleh karena itu, perlu adanya upaya yang lebih serius untuk mengatasi ancaman deepfake, baik dari segi teknologi maupun regulasi.

Sumber: Organization for Social Media Safety

Serangan Ransomware
Ransomware merupakan jenis perangkat lunak berbahaya yang mengunci data pengguna. Tujuan dari serangan ini adalah mengancam dan memeras pengguna untuk memberikan sejumlah uang untuk mendapatkan datanya kembali. Serangan ini telah menjadi ancaman siber paling merusak dalam beberapa tahun terakhir.

Dengan bantuan AI, serangan ransomware kini menjadi lebih sulit untuk dideteksi dan diatasi. Penjahat siber menggunakan AI untuk mempelajari pola perlindungan sistem target, mengidentifikasi celah keamanan, dan meluncurkan serangan dengan presisi yang lebih tinggi.

AI juga memungkinkan ransomware untuk menyebar lebih cepat dan mengenkripsi data dengan algoritma yang semakin sulit dipecahkan. Bagi organisasi besar, serangan semacam ini bisa menghentikan operasional bisnis sepenuhnya. Operasional bisnis yang terhambat dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan.

Lebih parah lagi, serangan ini dapat membahayakan keamanan data pelanggan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memperkuat keamanan sistem informasi mereka, seperti menggunakan firewall yang kuat, menerapkan enkripsi data, dan mengaktifkan autentikasi multi-faktor untuk mengurangi resiko ancaman siber AI.

Baca juga: Inovasi Apple Melalui Fitur AI di iOS 18, Apa yang Terbaru?

Serangan Phishing yang Terorganisir
Phishing adalah metode penipuan online yang bertujuan untuk mencuri informasi pribadi pengguna, seperti kata sandi atau data kartu kredit. Jika serangan ransomware banyak mengincar organisasi bisnis, atau lembaga pemerintahan, maka serangan phising mengincar ke individu.

Dengan bantuan AI, serangan phishing menjadi lebih sulit dilacak dan lebih meyakinkan. AI dapat digunakan untuk membuat email phishing yang dipersonalisasi khusus untuk target individu atau organisasi tertentu, lengkap dengan gaya penulisan yang menyerupai pesan asli.

Serangan phishing berbasis AI juga dapat memanfaatkan chatbot untuk menipu korban melalui percakapan real-time. Dengan kemampuan memproses bahasa alami, chatbot ini dapat membangun kepercayaan dengan target, membuat mereka lebih cenderung untuk memberikan informasi sensitif.

Oleh karena itu, edukasi bagi pengguna untuk mengenali tanda-tanda serangan phishing menjadi sangat penting. Serangan phising biasanya akan meminta kamu untuk memberikan informasi pribadi yang sensitif, seperti kata sandi, nomor kartu kredit, atau informasi login.

Tanda lain dari serangan phishing seringkali menciptakan rasa urgensi yang tinggi, misalnya dengan mengancam akan memblokir akun kamu jika kamu tidak segera bertindak.

Ancaman Privasi
AI yang digunakan secara tidak etis juga dapat menyebabkan kehilangan data dan pelanggaran privasi dalam skala besar. Dengan memanfaatkan algoritma yang canggih, penjahat siber dapat menyusup ke sistem perusahaan atau individu untuk mencuri data sensitif.

Hal ini tidak hanya berdampak pada privasi individu, tetapi juga dapat menimbulkan kerugian finansial yang besar jika data tersebut dijual di pasar gelap atau digunakan untuk kegiatan kriminal lainnya. Kehilangan data akibat ancaman siber AI juga dapat mengguncang kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan.

Dalam beberapa kasus, kebocoran data dapat memicu tindakan hukum atau denda yang besar dari pihak regulator. Oleh karena itu, penting bagi organisasi untuk menerapkan langkah-langkah keamanan yang kuat, seperti memantau aktivitas sistem secara real-time, melatih karyawan untuk mengenali ancaman siber, dan memastikan bahwa semua data di enkripsi dengan baik.

Sumber: Trend Micro

Serangan DDoS yang Lebih Kompleks
Distributed Denial of Service (DDoS) adalah serangan yang bertujuan untuk melumpuhkan suatu layanan online dengan membanjiri server target dengan lalu lintas palsu. Dengan bantuan AI, serangan DDoS menjadi lebih terkoordinasi dan sulit dihentikan.

Penjahat siber dapat menggunakan AI untuk mengendalikan ribuan perangkat secara bersamaan, menciptakan serangan yang jauh lebih besar dan kompleks daripada sebelumnya. Dampak serangan DDoS terhadap bisnis atau instansi negara bisa sangat merugikan.

Layanan yang tidak dapat diakses selama beberapa jam saja dapat menyebabkan hilangnya pendapatan, rusaknya reputasi, dan terganggunya kepercayaan pelanggan. Dalam skala yang lebih besar, serangan ini bahkan dapat mengancam infrastruktur penting, seperti layanan kesehatan atau sistem transportasi.

Untuk melindungi diri dari ancaman ini, perusahaan perlu berinvestasi dalam solusi keamanan yang dirancang khusus untuk mendeteksi dan memitigasi serangan DDoS.

Itu dia sejumlah ancaman siber AI yang semakin canggih dan sulit diatasi. Mulai dari deepfake, ransomware, hingga DDoS yang melumpuhkan sistem, ancaman siber AI memiliki risiko yang tidak bisa dianggap remeh. Oleh karena itu, penting untuk selalu waspada terhadap ancaman siber berbasis AI dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.

Sebagai langkah awal untuk meningkatkan keamanan, pastikan kamu menggunakan perangkat dengan sistem keamanan yang optimal. Kamu bisa menemukan berbagai pilihan gadget canggih di Eraspace yang dirancang untuk melindungi data kamu dari ancaman siber seperti Samsung Galaxy S24 Ultra.

Smartphone Samsung ini didukung fitur Galaxy AI yang membantu kamu beraktivitas. Belanja di sini memungkinkan kamu mendapatkan banyak keuntungan seperti promo diskon, gratis ongkir, dan poin MyEraspace yang bisa ditukarkan. Caranya dengan mengunjungi website resmi Eraspace atau download aplikasinya.

Jadi tunggu apalagi? Yuk, lengkapi diri dengan gadget terbaik hanya di Eraspace, sekarang juga.

Baca juga: Makin Canggih, Ini Contoh Artificial Intelligence di HP Kekinian


Diunggah Pada : 3 Apr 2025 | Kategori TECHNOLOGY
    COPYRIGHT © 2025 ERASPACE.COM ALL RIGHTS RESERVED.