Sumber: The Wall Street Journal
Belakangan ini, media sosial ramai memperbincangkan sebuah tool bernama ChatGPT atau Chat Generative Pre-Trained Transformer. Dikembangkan oleh perusahaan OpenAI, ChatGPT memiliki kemampuan untuk menjawab berbagai pertanyaan dasar hingga memecahkan permasalahan coding. Selain itu, AI chatbot berikut marak digunakan untuk membantu pelajar, penulis, hingga orang-orang yang bergerak di bidang marketing untuk menulis konten dalam waktu singkat.
Sayangnya, kepopuleran ChatGPT yang semakin tinggi bukanlah tanpa masalah atau kontroversi. Negara-negara seperti Rusia, Cina, Iran, dan Korea Utara telah memblokir penggunaan ChatGPT. Daftar tersebut pun menjadi semakin panjang setelah Italia memutuskan untuk mengikuti langkah mereka baru-baru ini. Malah, mereka menjadi negara barat pertama yang mengambil tindakan ini. Apa sih alasan akan keputusan tersebut? Yuk simak pembahasan lengkapnya!
Apa Itu ChatGPT?
ChatGPT adalah sebuah chatbot tool berbasis AI yang memungkinkan kamu untuk memiliki percakapan dengannya secara natural, layaknya manusia. Selain menjawab pertanyaan, model bahasa yang digunakannya juga dapat membantu kamu mengerjakan tugas-tugas seperti menulis esai, email, hingga coding.
Sampai saat ini, kamu dapat menggunakan ChatGPT secara gratis. Namun, mereka juga memiliki versi langganan berbayar sebesar $20/bulan yang disebut ChatGPT Plus. Seperti namanya, versi berbayar memiliki beberapa kelebihan seperti menerima respons dari chatbot lebih cepat dan memungkinkan kamu untuk menjadi salah satu orang pertama yang dapat mencoba fitur-fitur baru.
Sumber: LeadIQ
Alasan Penggunaan ChatGPT Semakin Dilarang
Di balik kemampuan dan kelebihannya, ChatGPT memiliki beberapa kekurangan yang membuat banyak pihak khawatir. Berikut di antaranya.
Mengancam Pekerjaan Seseorang
ChatGPT memiliki kemampuan untuk menulis esai dan artikel dalam waktu singkat. Hal tersebut akan menguntungkan orang-orang dengan kemampuan menulis biasa saja untuk dapat menghasilkan tulisan lebih baik dan cepat. Hanya saja, terdapat pihak yang dirugikan akan hal ini. Salah satunya adalah jurnalis-jurnalis yang dihadapkan dengan semakin banyak kompetisi sehingga berpotensi akan menerima dampak berupa penurunan upah.
Baca juga: Bukan Mengancam, Namun Ini Manfaat ChatGPT Bagi Penulis
Penyebaran Informasi Hoax dan Bias
Semenjak perilisannya pada tahun lalu, banyak pihak melakukan riset terhadap kemampuan ChatGPT. Hasilnya, tak jarang AI chatbot tersebut menjawab pertanyaan-pertanyaan periset dengan informasi palsu dan teori konspirasi. Bahkan, jawaban tersebut sudah disusun dalam format esai, naskah televisi, dan artikel berita yang sangat meyakinkan.
Banyak pakar menyimpulkan bahwa ChatGPT dapat menjadi sebuah powerful tool dalam penyebaran informasi tidak benar. Alasannya karena ChatGPT memungkinkan pembuatan naratif palsu lebih mudah sehingga orang-orang yang memiliki maksud tidak baik dapat memanfaatkannya untuk hal yang menguntungkan mereka sendiri.
Dalam setiap jawaban yang ChatGPT hasilkan, tool tersebut bertindak seakan-akan semua hal tersebut kredibel, yang dilakukan dengan cara penyampaian persuasif. Padahal, apa yang ia katakan pun tidak disertai oleh sumber. Tak hanya itu, tulisannya terhindar dari kesalahan yang biasa dibuat oleh manusia seperti tanda baca dan penggunaan huruf kapital sehingga apa yang ditulisnya terlihat dapat dipercaya.
Berbahaya untuk Anak di Bawah Umur
ChatGPT tidak memiliki cara untuk memverifikasi umur pengguna sehingga siapapun dapat mengakses dan memulai percakapan dengannya. Kekhawatiran akan hal ini muncul, khususnya untuk anak-anak di bawah umur yang mungkin menerima jawaban yang tidak sesuai dibandingkan dengan tingkat perkembangan dan kesadaran mereka.
Belum Ada Regulasi yang Cukup
Akar dari semua alasan di atas adalah belum adanya regulasi yang cukup mengenai penggunaan ChatGPT dan berbagai chatbot sejenis. Ursula Pachl, selaku wakil deputi jenderal dari The European Consumer Organisation atau BEUC menyatakan, “Saat ini masyarakat tidak cukup terlindungi dari bahaya yang mungkin AI akibatkan.”
Mereka khawatir akan keamanan ChatGPT serta bagaimana chatbot dapat membohongi dan memanipulasi orang-orang. Selain itu, mereka berpendapat bahwa pengawasan publik yang lebih ketat diperlukan terhadap sistem AI ini. Tentunya didukung pula oleh otoritas publik yang harus menegaskan kembali kendali atas mereka.
Di samping itu, Garante yang merupakan agensi Italia menyatakan bahwa tidak ada dasar hukum yang membenarkan pengumpulan dan penyimpanan besar-besaran data pribadi yang digunakan OpenAI untuk melatih chatbot mereka. Namun, setelah dilakukannya pemblokiran sementara ini, OpenAI mengemukakan bahwa mereka berencana untuk mengurangi penggunaan data pribadi dalam pelatihan sistem AI tersebut.
Sumber: Politico
Meski Begitu, Wakil Perdana Menteri Italia Berkata Lain
Larangan ChatGPT di Italia merupakan keputusan dari Data Protection Authority, sebuah organisasi independen yang terpisah dari pemerintahan. Dan rupanya, keputusan tersebut tidak sepenuhnya disetujui oleh pemerintah seperti Wakil Perdana Menteri Italia sendiri. Matteo Salvini mengkritisi permasalahan tersebut dengan mengatakan bahwa pemblokiran penggunaan ChatGPT atas masalah privasi tampak berlebihan.
Dalam kirimannya di Instagram, Salvini, yang juga menjabat sebagai menteri transportasi, menganggap bahwa langkah pemblokiran tersebut tidak masuk akal. Ia memperkuat opininya dan menjelaskan bahwa masalah privasi menyangkut hampir semua layanan online sehingga pemblokiran tersebut hanya akan merugikan bisnis nasional dan inovasi. Namun, ia berharap agar segera ditemukan solusi dan masyarakat di Italia dapat mengakses ChatGPT kembali.
Menurut Salvini, setiap revolusi teknologi membawa perubahan besar, peluang, dan juga risiko. Ia pun mengerti bahwa regulator dan legislator memiliki hak untuk mengontrol dan mengatur melalui kerja sama internasional. Meski begitu, pemblokiran bukanlah langkah tepat untuk permasalahan ini.
Pemblokiran penggunaan ChatGPT yang dilakukan oleh banyak negara semakin menunjukkan bahwa terdapat sisi negatif dari setiap perkembangan teknologi. Setelah mengetahui alasan-alasan di balik pemblokiran tersebut, apakah kamu masih akan menggunakan chatbot tersebut? Jika iya, pastikan bahwa kamu memiliki perangkat dengan spesifikasi yang mumpuni dan anti lemot. Tak usah pusing, karena kamu bisa mendapatkannya dengan mudah di Eraspace.
Yuk, daftar akun baru di website resmi Eraspace atau download aplikasinya sekarang! Banyak sekali promo dan tawaran menarik lainnya yang menunggu untuk kamu dapatkan. Selain pasti gratis ongkir dan cashback, kamu juga berkesempatan untuk meraih hadiah eksklusif dari berbagai merek favoritmu. Yang pasti, kamu tidak akan menyesal untuk menjadikan Eraspace sebagai tempat untuk membeli smartphone impianmu.
Baca juga: Teknologi AI Naik Daun, ChatGPT Rilis Plugins Makin Canggih