Sumber: Engadget
Google mengambil kebijakan untuk menggabungkan tim dari dua layanan navigasi miliknya, yaitu Google Maps dan Waze. Diketahui bahwa Google tengah membenahi perusahaan agar lebih produktif dan efisien. Hal ini merupakan dampak dari penurunan pemasukan iklan yang dialami oleh Google. Perusahaan memutuskan untuk melakukan merger untuk sejumlah produk dan mengurangi jumlah karyawan melalui PHK.
Google Maps dan Waze menjadi produk dari Google yang ditetapkan untuk digabungkan. Di mana, tim dari Waze ditetapkan untuk bergabung dengan tim dari Google Maps. Waze sebelumnya independen, kini akan berada di bawah atap yang sama dengan Google Maps. Berikut ini penjelasan terkait penggabungan tim Google Maps dan Waze.
Sumber: MakeUsOf
Google Maps dan Waze
Seperti yang telah diketahui bahwa perusahaan teknologi raksasa Google memiliki dua layanan navigasi, yakni Google Maps dan Waze. Google Maps menjadi peta digital yang dikembangkan sendiri oleh Google, sedangkan Waze atau yang sebelumnya diberi nama FreeMap Israel baru diakuisisi oleh Google pada 2013 silam. Seperti nama awalnya, Waze pertama kali dikembangkan oleh perusahaan asal Israel, yaitu Waze Ltd.
Pada 2010 berhembus kabar bahwa Facebook akan membeli perusahaan yang didirikan oleh Uri Levine ini, namun akhirnya gagal karena tidak menemukan kata sepakat. Nyatanya, tidak hanya Facebook yang berusaha membeli Waze, sejumlah perusahaan hingga Google juga ikut memperebutkannya. Sampai pada bulan Juni 2013 akhirnya Google berhasil mengakuisisi Waze seharga 1,1M US Dollar.
Sejak diakuisisi, Google banyak memboyong fitur Waze ke layanan Google Maps. Akuisisi ini juga sempat menimbulkan tudingan monopoli, namun saat itu Google memastikan bahwa Waze akan tetap menjadi unit terpisah. Meski begitu, menurut Noam Bardin selaku CEO dari Waze, mengungkapkan bahwa Waze tidak pernah benar-benar independen, namun Google tetap memberikan otonom kepada mereka.
Pada dasarnya Google Maps dan Waze memiliki kesamaan, akan tetapi Waze memiliki sejumlah fitur menarik dan populer dibanding yang dimiliki oleh Maps. Meski penggunaannya tidak sepopuler Google Maps, namun Waze cukup banyak digunakan berkat fitur-fiturnya yang kerap dianggap lebih unik, seperti informasi titik kemacetan, lokasi mobil polisi, lokasi kecelakaan, dan lain sebagainya. Menurut The Wall Street Journal, tercatat bahwa Waze memiliki sebanyak 151 juta pengguna aktif bulanan.
Baca juga: Apa Itu iCloud dan Fungsinya untuk Para Pengguna Apple
Sumber: Carlist.my
Alasan dibalik Kebijakan Penggabungan Tim Google Maps dan Waze
Merger antara Google Maps dan Waze bukan hal yang dilakukan tanpa alasan mendasar. Google sebagai perusahaan induk mengambil kebijakan ini sebagai bentuk efisiensi dalam mengurangi biaya serta meningkatkan produktivitas perusahaan. CEO Google, Sundar Pichai, belakangan mengakui bahwa Google mengalami penurunan pemasukan dalam sektor iklan.
Hal tersebut mendorong perusahaan untuk melakukan efisiensi hingga 20% yang dapat ditempuh dengan cara PHK dan penggabungan beberapa produk menjadi satu. Sebelumnya, PHK massal memang menjadi gelombang yang berhasil menerpa perusahaan-perusahaan teknologi, termasuk perusahaan raksasa seperti Twitter, Amazon, dan Meta.
Meski memiliki rencana melakukan PHK, namun Google berusaha menekan untuk tidak melakukan pemecatan pada karyawan Waze. Waze tercatat memiliki 500 karyawan yang sudah dialih tugaskan ke organisasi Geo Google milik Google Maps. Mereka bertugas untuk mengawasi maps, earth, dan street view. Sayangnya, CEO Waze, Neha Parikh, terpaksa harus meninggalkan kursi jabatannya.
Kabar baiknya, walaupun tim dari Google Maps dan Waze resmi digabungkan, namun keduanya akan tetap tersedia dalam aplikasi yang berbeda. Jadi, para pengguna tetap bisa memilih untuk menikmati layanan navigasi kesukaan mereka. “Google tetap sangat berkomitmen pada merek unik Waze, aplikasi kesayangannya, dan komunitas sukarelawan dan penggunanya yang berkembang pesat,” ujar pimpinan PR Waze, Caroline Bourdeau.
Itu dia penjelasan terkait kebijakan penggabungan antara tim Google Maps dan Waze. Pengguna tetap bisa menikmati keduanya dalam aplikasi yang berbeda. Peta digital sendiri sangat berguna bagi banyak orang. Apalagi bagi mereka yang suka menjelajah dan berkegiatan outdoor tentunya membutuhkan layanan navigasi lengkap akurat.
Selain layanannya, perangkat untuk mengakses peta digital juga menjadi hal yang penting, Untungnya, saat ini sudah banyak perangkat berupa smartphone atau smartwatch yang telah dilengkapi teknologi navigasi canggih seperti GPS, GLONASS, dan GALILEO yang bisa membantu aktivitas outdoor dari penggunanya.
Untuk memiliki perangkat tersebut kamu bisa mendapatkannya dengan mudah melalui Eraspace. Ada banyak smartphone dan smartwatch canggih yang bisa kamu pilih sesuai dengan kebutuhan maupun bujet. Caranya dengan mengunjungi website resmi Eraspace atau download aplikasinya. Yuk, temukan smartphone dan smartwatch di Eraspace, sekarang.
Baca juga: Elon Musk Umumkan Twitter 2.0 sebagai Versi Baru