Sumber: Freepik
Prosesor atau CPU memiliki peranan penting dalam menjalankan komputer atau perangkat elektronik lainnya. Prosesor ini menjadi pengendali dari berbagai aktivitas komputer yang di dalamnya terpasang perangkat lunak untuk menjalankan aplikasi. Intel sendiri menjadi pelopor merek prosesor sejak tahun 1968 yang berhasil mengembangkan jenis-jenis prosesor canggih untuk memenuhi kebutuhan komputer atau laptop.
Mengingat kebutuhan pengguna yang terus meningkat seiring perkembangan teknologi, Intel terus mengembangkan produk prosesornya agar dapat memenuhinya. Mulai dari jenis-jenis prosesor high end sampai entry level juga disediakan oleh Intel. Oleh karena itu, penting bagi kamu mengetahui jenis-jenis prosesor Intel agar bisa memenuhi kebutuhan tersebut. Lalu, seperti apa jenis-jenis prosesor yang dimaksud? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.
Intel Atom
Dibuat dengan teknologi CMOS 45nm, Intel Atom merupakan prosesor x86 dan x86-64 yang dirancang khusus untuk smartphone, perangkat Internet Seluler (MID), Ultra-Mobile PC, dan netbook. Prosesor ini fokus untuk memaksimalkan efisiensi energi sehingga sangat cocok bagi perangkat portabel yang cenderung memerlukan kemampuan menghemat daya.
Tujuan utama Intel Atom adalah untuk memperpanjang jangka pakai baterai dengan mengurangi konsumsi daya. Sesuai dengan tujuan utamanya, maka prosesor ini tidak mengutamakan kecepatan. Prosesor ini dibekali dengan kecepatan pemrosesan 1,6 GHz dan 437 pin.
Salah satu varian dari prosesor Intel Atom adalah N designator yang dikembangkan khusus untuk netbook. Sedangkan, Z designator lebih banyak digunakan pada ponsel pintar dan perangkat internet seluler.
Sumber: Freepik
Intel Celeron
Laptop kelas pemula atau entry-level sangat cocok menggunakan Prosesor Intel Celeron karena kebutuhannya yang cenderung hanya komputasi dasar maupun penelusuran web. Performa yang diperlukan cukup dengan level dasar dan tidak perlu kekuatan pemrosesan yang tinggi. Prosesor ini pertama kali diciptakan oleh Intel Corporation menggunakan satu inti atau single core.
Seiring berjalannya waktu, Intel terus mengembangkan Celeron dengan menghadirkan berbagai varian dengan ukuran transistor dan teknologi yang berbeda. Salah satu evolusinya adalah Celeron D, yang dipasarkan sebagai prosesor low-end.
Beberapa varian Celeron yang terkenal meliputi Tualatin-256 (130 nm), Willamette-128 (180 nm), dan Northwood-128 (130 nm), sementara varian Celeron D mencakup Prescott-256 (90 nm), Cedar Mill-512 (65 nm), dan Conroe-L (65 nm). Sistem indikator numerik pada prosesor ini menjadikan semakin tinggi angka varian, maka semakin banyak juga fitur yang dimilikinya.
Intel Celeron ini memiliki banyak peminat karena harganya yang terjangkau, lebih hemat listrik, dan lebih dingin. Prosesor ini kurang cocok untuk menjalankan aplikasi game berat karena kinerjanya yang lebih lambat dari prosesor Dual Core.
Intel Pentium
Pengguna komputer pasti sudah tidak asing dengan Prosesor Intel Pentium. Prosesor ini bersaing dengan prosesor yang berada di posisi teratas seperti AMD dan Cyrix. Pentium ini menjadi generasi pertama Intel yang menggunakan konfigurasi CPU register 32-bit. Kemajuan besar terjadi saat Pentium Pro rilis pada tahun 1995. Prosesor ini memiliki 5.500.000 transistor yang menghasilkan pengiriman data lebih cepat.
Pentium Pro sangat dibutuhkan pada masa itu karena kebutuhan komputasi tinggi yang semakin meningkat, terutama pada sektor server dan workstation. Dua tahun setelahnya, Pentium II dirilis menggunakan peningkatan ke 7.500.000 transistor. Alhasil, kinerja pemrosesan data menjadi lebih cepat, terutama untuk aplikasi audio, video, dan grafis.
Pada tahun 1999, Pentium III hadir dengan 44 juta transistor yang memiliki kemampuan unggul dalam mengolah pencitraan tinggi, pengenalan suara, gambar tiga dimensi, audio streaming, dan video berbasis perangkat lunak. Pada tahun 2000, Pentium IV hadir sebagai bagian dari generasi ketujuh dengan kecepatan hingga 3,4 GHz untuk mengolah media, grafis, transaksi, perhitungan, dan gaming dengan efisiensi tinggi.
Pentium D atau Pentium Dual Core memiliki dua core dengan kecepatan antara 2,8 hingga 3,2 GHz yang dilengkapi teknologi hyper-threading dan CPU register 64-bit. Pentium Extreme merupakan versi terakhir yang menawarkan dua opsi register CPU (64-bit dan 32-bit), dengan peningkatan frekuensi hingga 3,7 GHz dan 178 juta transistor, menjadikannya ideal untuk server dan perangkat gaming.
Intel Core i3
Memiliki kecepatan yang lebih rendah, prosesor ini dianggap sebagai prosesor paling sederhana jika dibandingkan dengan Core i5 dan Core i7. Prosesor Intel Core i3 dirilis pada 2008 silam yang masuk ke kategori prosesor tingkat dasar alias entry level. Apabila dibandingkan dengan prosesor Core lainnya, prosesor ini memiliki kelebihan pada konsumsi daya yang lebih efisien karena hanya membutuhkan daya sekitar 35 Watt.
Intel Core i3 hadir dengan dua jenis arsitektur, yaitu CPU 32-bit dan 64-bit. Prosesor ini dilengkapi dengan socket LGA 1155 dan 1156 yang biasa digunakan untuk kegiatan multitasking ringan. Laptop dengan Core i3 dapat menjalankan perangkat lunak seperti Microsoft Office dan game dengan lancar. Dengan dual-core dan fitur Hyper-Threading, prosesor ini cukup baik untuk mendukung aktivitas harian yang tidak terlalu berat.
Intel Core i5
Prosesor ini memiliki kinerja menengah di keluarga Intel Core. Tersedia dalam dua jenis arsitektur, yaitu 64-bit dan 32-bit. Pada motherboard, Core i5 memiliki fitur terbaru yaitu integrasi fungsi Northbridge yang memberikan efisiensi lebih tinggi. Terdapat dua seri Core i5 yaitu dual core dan quad-core.
Seri dual-core dilengkapi dengan teknologi Hyper-Threading, sedangkan seri quad-core memiliki rentang clockspeed yang bervariasi dari rendah hingga tinggi. Ada pula fitur unlock untuk meningkatkan kinerja. Fitur pada prosesor ini sangat cocok digunakan untuk multitasking karena kemampuan bekerja dengan cepat dalam pekerjaan banyak sekaligus. Performanya yang andal membuat Core i5 ideal untuk menjalankan beragam aplikasi.
Baca juga: 7 Aplikasi yang Wajib Diinstal untuk Maksimalkan Kinerja Laptop
Intel Core i7
Prosesor Intel Core i7 diluncurkan pada tahun 2008 dengan mikroarsitektur Nehalem yang memiliki performa lebih tinggi dibandingkan dengan dua prosesor Intel Core sebelumnya. Kemampuannya dalam menjalankan aktivitas yang berat dengan lebih efisien dan optimal dihasilkan dari fungsinya yang dapat membagi empat core menjadi delapan thread.
Prosesor ini dikembangkan menggunakan transistor berbahan hafnium dioxide (high-k) dan gate logam, serta diproduksi dengan teknologi fabrikasi 45nm. Teknologi canggih yang berasal dari arsitektur termutakhir ini menghasilkan kinerja luar biasa dalam menjalankan berbagai aktivitas secara bersamaan seperti animasi, pengeditan video, hingga rendering 3D.
Intel Core i9
Core i9 diperkenalkan pada tahun 2017 yang terkenal dengan kecanggihan dari teknologi baru turbo boost. Kinerja prosesor secara otomatis akan meningkat melalui naiknya frekuensi pada core yang diinstruksikan sehingga menghasilkan performa lebih baik. Core i9 juga memberikan keuntungan hemat daya dan koneksi internet yang lebih lancar.
Keunggulan lainnya adalah jumlah core lebih banyak dan kemampuan hyper-threading untuk memberikan tampilan grafis yang berkualitas. Prosesor ini mampu menjalankan game berat, streaming, dan merekam audio atau video secara bersamaan namun tanpa hambatan. Intel Core i9 juga mampu memuat file dan aplikasi berkapasitas besar berkat Intel Optane Memory H10 dan penyimpanan Solid-State lebih dari 1TB.
Sumber: Freepik
Intel Xeon
Prosesor Intel Xeon berbasis pada Intel NetBurst Microarchitecture. Tersedia dalam dua varian utama, yaitu Intel Xeon 32-bit yang memiliki beberapa versi seperti Foster, Prestonia, dan Gallatin. Varian lainnya adalah Intel Xeon 64-bit yang mencakup versi Nocona, Irwindale, Cranford, dan Potomac.
Apabila dibandingkan dengan Intel Pentium Extreme, prosesor ini cenderung memiliki kecepatan yang lebih rendah yaitu antara 1,4 hingga 2,8 GHz. Maka dari itu, prosesor ini lebih diperuntukkan bagi pengguna yang menjalankan tugas berat dalam jangka waktu lama seperti server dan workstation.
Prosesor ini dapat dikatakan tetap masuk ke dalam kelas menengah ke atas karena menggunakan socket MicroPGA dan memiliki 603 pin, lengkap dengan L3 Cache yang besar untuk meningkatkan kecepatan dan responsivitasnya. Hebatnya, Xeon sangat andal dalam mengoreksi data rusak, mendukung dual channel, memiliki jumlah core yang lebih banyak, dan lebih awet atau tahan lama.
Nah, itu dia penjelasan lengkap dari jenis-jenis prosesor dari masa ke masa.Tentunya, kamu juga harus memerhatikan perangkat yang baik untuk kebutuhan aktivitasmu. Eraspace menghadirkan beragam pilihan gadget canggih yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan bujet. Apalagi, sedang ada promo dan penawaran menarik yang bisa kamu nikmati ketika menjadi member MyEraspace.
Caranya mudah, cukup belanja di website maupun aplikasi resmi Eraspace pada iOS maupun Android dan pilih perangkat favoritmu. Yuk, lengkapi diri dengan gadget terbaik hanya di Eraspace, sekarang juga!
Baca juga: Intel Umumkan Aurora GenAI, Revolusi Masa Depan Penelitian