Sumber: SahilPopli
Saat kamu membayangkan LinkedIn, apa yang terlintas dalam pikiran kamu? Mungkin daftar kontak profesional, postingan tentang pencapaian karir, atau kesempatan untuk membangun jaringan profesional yang kuat. Tapi bagaimana jika LinkedIn memiliki sesuatu yang sedikit berbeda?
LinkedIn, yang secara luas diakui sebagai platform fokus pada aspek serius urusan karier, telah mengejutkan banyak orang dengan menambahkan hal yang tak terduga yaitu fitur game. Fitur game di LinkedIn ini menunjukkan bahwa tidak semua interaksi profesional harus kaku dan formal, melainkan dapat dihidupkan dengan sentuhan kesenangan dan interaktivitas yang lebih dinamis. Lalu, bagaimana bisa fitur game ini hadir dalam platform LinkedIn? Yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
LinkedIn Merilis Tiga Game Puzzle
Platform jejaring sosial profesional LinkedIn telah meluncurkan tiga game puzzle baru, yaitu Pinpoint, Queens, dan Crossclimb, pada Rabu 1 Mei 2024. Fitur game di LinkedIn ini dikembangkan oleh tim LinkedIn News yang tersedia gratis bagi pengguna di seluruh dunia melalui situs resmi LinkedIn.
Para pengguna dapat menemukan game-game tersebut di bagian bawah menu LinkedIn News dan My Network untuk versi desktop, atau di tab My Network untuk versi mobile. Ketika mengakses menu game, pengguna akan dipandu untuk memilih salah satu dari tiga game yang tersedia.
Setiap game dilengkapi dengan deskripsi singkat yang menjelaskan tentang gameplay-nya. Seperti permainan tebak kata Wordle yang populer di situs berita The New York Times, baik Pinpoint, Queens, maupun Crossclimb dapat dimainkan sekali setiap harinya. Selain itu, pengguna juga dapat mengakses berbagai metrik seperti skor tertinggi atau high score dan rekor harian pengguna lainnya, melihat papan peringkat atau leaderboard dan mengetahui siapa saja dalam jaringan pengguna yang telah bermain game tersebut.
Sumber: Theshortcut
Crossclimb
Permainan pertama adalah Crossclimb, yang pada dasarnya merupakan kombinasi antara trivia dan permainan kata. Dalam permainan ini, pengguna akan disajikan dengan area bermain yang terdiri dari tujuh kolom yang disusun secara horizontal. Kolom paling atas dan paling bawah tetap terkunci, sedangkan setiap kolom di tengah memiliki petunjuk berupa kalimat.
Tantangannya adalah menebak kata yang berkaitan dengan petunjuk tersebut. Sebagai contoh, petunjuk 'Blink with one eye' dapat diartikan sebagai 'Wink'. Ketika lima kolom di tengah telah terisi, pengguna harus mengurutkan setiap kolom tersebut sehingga setiap entri hanya berbeda satu huruf dari entri berikutnya.
Misalnya, kata 'Wink' diikuti oleh kata 'Wick' (benang sumbu lilin). Setelah berhasil mengisi kolom, kolom paling atas dan bawah akan terbuka, dan pengguna akan dihadapkan pada pertanyaan tambahan dari Crossclimb. Dalam pengalaman permainan, petunjuk yang diberikan misalnya adalah nama kartu, yang harus dijawab sebagai 'King' dan 'Jack'.
Namun, permainan ini hanya mendukung antarmuka Bahasa Indonesia. Meskipun demikian, dukungan tersebut tampak masih terbatas, karena tangkapan layar dari permainan Queens menunjukkan bahwa tutorial permainan mencampurkan Bahasa Indonesia dan Inggris.
Baca juga: 5 Rekomendasi Game Online Bersama Keluarga, Intip Keseruannya!
Pinpoint
Kemudian ada Pinpoint sebagai salah satu fitur game di LinkedIn yang merupakan permainan fokus pada asosiasi kata. Dalam game ini, lima kata berbeda akan diungkap, dan tugas pengguna adalah menebak kategori kata-kata tersebut. Jika tebakan pengguna salah, Pinpoint akan memberikan petunjuk dengan mengungkap satu kata. Selain itu, permainan ini juga memberikan petunjuk tambahan seiring berjalannya waktu.
Pengguna harus mencoba menebak kategori kata dengan petunjuk yang sesedikit mungkin, mirip dengan permainan Connections yang dimiliki The New York Times. Sebagai contoh, permainan dapat memberikan kata 'Humans' sebagai petunjuk. Meskipun demikian, saat jawaban 'Living being' diberikan, ternyata itu salah.
Kemudian, Pinpoint memberikan petunjuk tambahan dengan kata 'Artichoke'. Jawaban 'Health' pun disampaikan, tetapi ternyata juga tidak tepat. Akhirnya, jawaban yang benar ditemukan sebagai 'Heart' atau jantung, karena kedua entitas, manusia dan artichoke, sama-sama memiliki jantung.
Setelah permainan selesai, pengguna memiliki opsi untuk mengirim skor yang diperoleh kepada jaringan LinkedIn atau menyalin skor secara manual. Selain itu, pengguna juga dapat mengaktifkan notifikasi untuk diberitahu ketika permainan Pinpoint berikutnya tersedia untuk dicoba.
Queens
Terakhir, game Queens yang sebenarnya merupakan versi dari permainan Sudoku tanpa menggunakan angka. Sudoku sendiri adalah jenis permainan teka-teki logika di mana pemain harus mengisi angka 1 hingga 9 dalam sebuah grid 9x9, tanpa ada angka yang berulang dalam baris, kolom, atau kotak yang sama.
Dalam Queens, pengguna hanya diizinkan menempatkan satu 'mahkota' (sebagai pengganti angka) di setiap baris, kolom, dan area berwarna. Mahkota tidak boleh berada dalam satu garis lurus dengan mahkota lainnya, termasuk dalam arah diagonal.
Setelah menyelesaikan permainan, pengguna dapat melihat papan peringkat skor Queens dan berbagi skor dengan orang lain, namun afiliasi perusahaan pengguna akan ditampilkan di papan peringkat. Queens adalah permainan yang paling menantang di LinkedIn karena membutuhkan pemahaman dari permainan Sudoku.
Alasan LinkedIn Merilis Game
Keputusan hadirnya fitur game di LinkedIn sendiri tidaklah mengejutkan. Hal ini dikarenakan industri konten digital sedang mengalami kesulitan dalam menghasilkan pendapatan akibat penurunan pendapatan dari iklan. Merilis game dianggap sebagai strategi bisnis yang unik untuk menarik perhatian pengguna baru dan mempertahankan interaksi dengan pengguna lama.
Harapannya adalah bisa mendorong mereka untuk menggunakan layanan berbayar yang ditawarkan oleh platform tersebut. Sebagai contoh, serangkaian game yang dikeluarkan oleh The New York Times seperti Wordle dan Connections telah dimainkan lebih dari 8 miliar kali, seperti yang dilaporkan oleh The Verge dan dikutip oleh KompasTekno.
Sumber: successinhr
LinkedIn Bukan Jejaring Sosial Pertama yang Merilis Game
Sebagai catatan, Facebook merupakan jejaring sosial yang pertama kali memperkenalkan permainan di platform-nya, lebih awal daripada LinkedIn. Pada tahun 2007, Facebook meluncurkan aplikasi game seperti FarmVille, Mafia Wars, dan Texas HoldEm Poker yang memperoleh popularitas besar di kalangan pengguna.
Permainan-permainan ini, yang dikembangkan oleh perusahaan pihak ketiga, menjadi sangat populer dan menjadi bagian integral dari pengalaman pengguna Facebook. Di sisi lain, LinkedIn, yang lebih fokus pada aspek profesional dan karir, mengambil langkah untuk menghadirkan fitur game ke platform-nya pada tahun 2024.
Meskipun Facebook lebih dulu dalam menghadirkan permainan, LinkedIn melihat peluang untuk memperluas cakupan penggunaannya dengan memperkenalkan game-game yang lebih terkait dengan aspek profesional dan pengembangan diri. Kedua platform ini memiliki pendekatan yang berbeda dalam memanfaatkan game untuk menarik dan mempertahankan pengguna.
Sementara Facebook menekankan hiburan dan interaksi sosial, LinkedIn menggabungkan unsur permainan dengan konteks profesional untuk memberikan nilai tambah bagi pengguna dalam pengembangan karier dan jaringan bisnis mereka.
Nah, itu dia penjelasan mengenai fitur game di LinkedIn yang sudah dirilis dan bisa dimainkan. Saat ini, kamu sudah bisa mengakses game-game tersebut melalui device yang memadai. Jika belum mempunyainya, kamu bisa mendapatkannya di Eraspace. Di Eraspace, ada berbagai produk berkualitas dari brand-brand ternama yang pastinya 100% original.
Kamu juga bisa mendapatkan berbagai promo menarik dan potongan harga dengan poin MyEraspace. Yuk, kunjungi website resminya sekarang atau download aplikasi Eraspace langsung di smartphone kamu dan jelajahi berbagai hal di dalamnya.
Baca juga: 5 Rekomendasi Game Edukatif Anak, Inovasi Media Pembelajaran