Sumber: López Landa
Google Earth telah menjadi salah satu aplikasi pemetaan paling canggih yang digunakan oleh banyak orang, mulai dari pelajar hingga ilmuwan. Dengan teknologi citra satelit yang terus berkembang, Google Earth terus memperbarui fiturnya untuk memberi pengguna lebih banyak manfaat untuk menjawab berbagai kebutuhannya dalam mengeksplorasi suatu lokasi.
Salah satu fitur baru Google Earth adalah Historical Imagery yang memungkinkan pengguna melihat perubahan geografis dari suatu lokasi selama beberapa dekade terakhir. Fitur ini sangat bermanfaat untuk melacak perubahan iklim, pertumbuhan kota, dan kerusakan hutan akibat deforestasi. Nah, ingin tahu lebih banyak apa saja fitur baru Google Earth? Yuk, simak pembahasan selengkapnya di bawah ini.
Fitur Historical Imagery Menyaksikan Transformasi Bumi dari Atas
Salah satu fitur menarik yang turut dihadirkan oleh Google dari update terbarunya adalah Historical Imagery. Fitur baru Google Earth ini memungkinkankamu untuk melihat perubahan yang terjadi di suatu lokasi dari waktu ke waktu hingga 80 tahun yang lalu. Hal ini tentunya sangat menarik buat kamu yang tertarik untuk menelusuri riwayat perubahan dari suatu tempat favorit yang sering dikunjungi atau bahkan untuk kebutuhan kontenmu.
Selain itu, fitur Historical Imagery juga sangat berguna untuk kebutuhan studi terhadap dampak bencana alam dan perubahan lingkungan. Google Earth sebagai alat sangat berguna bagi peneliti sejarah dan lingkungan karena data yang diberikan berasal dari database gambar satelit yang dikumpulkan sejak tahun 1940-an. Sangat menarik, bukan?
Sumber: Google Earth Blog
Selain digunakan untuk tujuan penelitian, fitur Historical Imagery ini juga dapat digunakan oleh perencana tata ruang dan pengembang kota untuk melihat bagaimana pembangunan dan tata kota berubah dari waktu ke waktu.
Misalnya, mereka dapat melihat bagaimana perubahan infrastruktur, jalur transportasi, dan penambahan pemukiman telah memengaruhi sebuah daerah selama beberapa dekade. Data dari gambar satelit dapat digunakan untuk membuat perencanaan kota yang lebih baik di masa depan, terutama untuk menangani masalah seperti pelestarian lingkungan, urbanisasi yang cepat, dan perubahan iklim.
Selain itu, Historical Imagery juga memungkinkanmu untuk melacak dampak bencana alam, seperti erosi garis pantai, kebakaran hutan, atau banjir, dan bagaimana pemulihan terjadi di suatu area. Dengan fitur ini, peneliti dapat melihat dengan jelas perubahan yang terjadi pasca-bencana dan membandingkannya dengan data historis yang tersedia.
Misalnya, mereka dapat menganalisis bagaimana gempa bumi atau tsunami mengubah permukaan bumi dan bagaimana pemukiman yang hancur perlahan pulih dari waktu ke waktu. Fitur baru Google Earth ini dinilai akan sangat berperan penting dalam pemantauan pemulihan bencana serta perencanaan mitigasi bencana di masa depan
Baca juga: Ketahui Fitur Google Maps Terbaru yang Bisa Menghemat Bensin
Fitur Mendalam Pemetaan Geothermal dan Topografi
Peta Geothermal dan Topografi merupakan fitur Google Earth lainnya yang dapat menyajikan sumber daya geotermal dan peta topografi. Hal ini sangat bermanfaat bagi peneliti geologi dan ilmu lingkungan. Dengan melihat bagaimana suhu bumi tersebar di berbagai kedalaman, ilmuwan dapat menggunakan data ini untuk penelitian sumber daya alam atau bahkan untuk tujuan eksplorasi energi atau komersial lainnya.
Dengan menggunakan fitur pemetaan geothermal Google Earth, kamu dapat mengakses data suhu bumi berdasarkan kedalaman, yang membantu para ilmuwan dan peneliti memahami bagaimana panas tersebar di berbagai lapisan kerak bumi. Data ini sangat penting untuk pengembangan sumber daya energi terbarukan seperti energi geotermal.
Selain itu, peta topografi yang lebih detail memungkinkan pengguna untuk memahami variasi permukaan bumi secara lebih akurat. Dengan data elevasi yang lebih terperinci, para peneliti geologi bisa mempelajari kontur wilayah, ketinggian pegunungan, serta formasi geologis lainnya.
Bukan hanya berguna untuk penelitian ilmiah, pemetaan potografi juga berguna dalam upaya mitigasi bencana alam, seperti analisis risiko tanah longsor atau banjir. Misalnya, data topografi dapat membantu menentukan daerah rawan longsor dengan lebih tepat sehingga pihak berwenang dapat mengambil langkah preventif yang lebih efektif dalam perencanaan pembangunan
Sumber: jmtech
Menjelajahi Dunia dalam 3 Dimensi Mengagumkan
Google Earth juga telah meningkatkan fitur tampilan 3D, memungkinkan pengguna melihat objek dan bangunan dengan lebih detail. Sekarang kamu dapat melihat bangunan, landmark, dan kontur geografis seperti pegunungan dengan jelas dalam mode tiga dimensi.
Tampilan 3D yang lebih rinci di Google Earth tidak hanya memberikan visualisasi yang realistis, tetapi juga memungkinkan pengguna melihat tekstur bangunan dan permukaan bumi dari sudut yang berbeda. Hal ini sangat bermanfaat untuk proyek perencanaan dan desain kota karena arsitek dan pengembang dapat membuat model digital yang lebih akurat sebelum proyek dimulai.
Teknologi pemetaan ini dapat membantu memperkirakan dampak bangunan baru terhadap lingkungan sekitarnya dan menentukan lokasi fasilitas umum terbaik berdasarkan kondisi topografi. Selain itu, fitur ini memungkinkan pengguna berinteraksi dengan lanskap 3D dengan lebih dinamis, yang memungkinkan mereka untuk berjalan di lingkungan virtual dengan presisi yang tinggi.
Menghadirkan Data Historis untuk Analisis Spesifik
Melalui layanan Google Earth Pro, Google juga turut menghadirkan fitur impor dan ekspor data dalam format GIS yang berguna untuk kebutuhan analisis data yang lebih khusus dan mendalam. Misalnya, ahli geologi atau insinyur dapat menggunakan data ini untuk mempelajari erosi tanah, pola cuaca, dan yang lainnya. Layanan Google Earth Pro bahkan digunakan dalam sejumlah proyek penelitian skala besar yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam dan pemantauan lingkungan.
Melalui fitur ini, para profesional bisa melakukan pekerjaan analisis geografis yang lebih mendalam dengan dukungan format Keyhole Markup Language (KML) dan berbagai format GIS lainnya. Misalnya, para ahli geologi dapat menghitung erosi tanah secara dinamis dengan menggunakan data perubahan elevasi dan aliran sungai setiap tahunnya.
Selain itu, data ini memungkinkan insinyur lingkungan untuk memantau efek aktivitas manusia, seperti pembangunan dan deforestasi, dan memprediksi ancaman lingkungan yang mungkin terjadi di masa depan. Google Earth Pro menjadi lebih fleksibel dan berguna dalam penelitian lintas disiplin karena kemampuan untuk mengekspor hasil analisis ini ke berbagai format.
Di sisi lain, ahli iklim dapat menggunakan data historis dari Google Earth Pro untuk mempelajari pola cuaca ekstrem dan bagaimana mereka memengaruhi lingkungan, seperti banjir dan badai. Fitur ini sangat bermanfaat untuk pengelolaan sumber daya alam karena memungkinkan integrasi analisis geografis dan perencanaan strategis berbasis data.
Dengan fitur terbarunya, aplikasi Google Earth telah menjadi alat penting untuk penelitian dan pengelolaan sumber daya alam. Fitur import data GIS di Google Earth Pro memperkuat posisinya sebagai platform yang dapat diandalkan untuk analisis lingkungan, tata ruang, dan mitigasi bencana. Dengan kemajuan teknologi ini, Google Earth tidak hanya menjadi alat eksplorasi tetapi juga alat ilmiah yang membantu banyak bidang.
Untuk merasakan pengalaman maksimal dari fitur baru Google Earth, kamu tentu membutuhkan perangkat yang mumpuni. Pilihlah gadget dengan layar luas dan performa terbaik agar bisa menampilkan peta dan citra satelit dengan jelas yang hadir di Eraspace.
Eraspace menghadirkan beragam pilihan gadget canggih yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan bujet. Apalagi, sedang ada promo dan penawaran menarik yaitu mendapat bonus poin MyEraspace setelah kamu menyelesaikan transaksi belanja pertama kali. Tentunya penawaran ini memiliki syarat dan ketentuan yang bisa kamu lihat disini. Yuk, lengkapi diri dengan gadget terbaik hanya di Eraspace, sekarang juga!
Baca juga: Fitur AI di Google Maps Tawarkan Kemudahan Bagi Penggunanya