Sumber: The Enterprise World
Harga emas terus melonjak dari hari ke hari. Tren kenaikan harga emas dikabarkan terjadi seiring memanasnya kondisi geopolitik dan prospek penurunan suku bunga. Emas kini bahkan bisa diperdagangkan lebih dari 4.300 dolar AS per ounce yang mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah. Lonjakan ini dipicu oleh ketegangan perdagangan AS-China yang semakin intens serta ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve AS dalam waktu dekat.
Investor pun berbondong-bondong beralih ke emas sebagai aset aman di tengah ketidakpastian ekonomi global. Namun, investasi emas juga tidak bisa sembarangan. Kamu perlu mempertimbangkan sejumlah tips investasi emas di bawah ini untuk memastikan strategi investasi yang lebih matang. Nah, berikut ini sejumlah tips investasi emas yang perlu kamu perhatikan saat harganya sedang melonjak. Yuk, simak ulasan selengkapnya di bawah ini!
Fokus pada Tujuan Jangka Panjang
Salah satu tips investasi emas saat harga melonjak yang perlu kamu perhatikan adalah fokus pada tujuan jangka panjang. Meski harga emas saat ini sedang melonjak, memiliki tujuan investasi yang jelas dapat membantu kamu tetap tenang dan fokus. Emas dikenal sebagai aset pelindung nilai yang efektif terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi sehingga punya potensi besar untuk tujuan investasi jangka panjang, seperti dana pensiun atau pendidikan anak.
Selain itu, memiliki tujuan yang jelas juga memungkinkan kamu untuk menentukan strategi investasi yang sesuai. Misalnya, kamu jadi lebih mudah menetapkan target waktu dan jumlah investasi saat mengelola portofolio emas.
Sumber: Quantelligent
Gunakan Strategi Dollar-Cost Averaging atau DCA
Strategi Dollar-Cost Averaging atau DCA merupakan salah satu cara investasi yang paling efektif untuk diandalkan, terutama saat harga emas sedang melonjak. DCA adalah strategi investasi yang dilakukan dengan cara mengalokasikan sejumlah uang yang sama secara berkala untuk membeli aset tanpa memperhatikan apakah harganya sedang tinggi atau rendah.
Dengan strategi DCA ini, kamu bisa membeli lebih banyak unit emas saat harga turun dan membeli lebih sedikit unit emas saat harga naik. Nah, dari waktu ke waktu ini, selanjutnya kamu bisa menghitung rata-rata biaya per unit yang telah dibeli. Cara ini dapat membantu mengurangi risiko salah timing atau waktu serta mengurangi tekanan emosional yang sering muncul saat harga sangat fluktuatif.
Baca juga: Simak Sejumlah Tips Memulai Investasi Saham bagi Investor Pemula
Diversifikasi Portofolio Investasi
Saat harga emas melonjak, sebagian orang biasanya tergoda untuk menempatkan seluruh dana di emas. Hal itu sebaiknya justru harus dihindari untuk menghindari risiko kerugian yang lebih besar jika harga emas tiba-tiba melesat turun. Oleh karena itu, salah satu tips investasi emas yang perlu diperhatikan bagi pemula adalah jangan menempatkan semua porsi investasi pada emas.
Kamu bisa menyebar dana investasi ke berbagai aset lainnya, seperti saham, obligasi, properti, atau instrumen pasar uang. Hal ini sangat berguna untuk meredam risiko apabila harga emas mengalami koreksi mendadak. Bahkan ketika satu kelas aset nilainya turut merosot, aset lain dalam portofolio kamu bisa berperan sebagai penahan kerugian.
Pantau Perkembangan Harga Emas Secara Berkala
Cara investasi emas pemula yang perlu kamu perhatikan selanjutnya adalah memantau perkembangan harga emas secara berkala. Di tengah lonjakan harga emas, kamu justru perlu memantau perkembangan harga secara berkala agar bisa bertindak cepat saat kondisi pasar mulai berubah. Kamu bisa mempelajari pola pada grafik perkembangan harga emas dan juga perubahan kebijakan suku bunga, data inflasi, serta tensi geopolitik.
Sumber: Invesco
Perhatikan Spread dan Biaya Tersembunyi
Ketika harga emas sedang melonjak, salah satu jebakan tersembunyi yang sering luput dari perhatian adalah spread atau selisih antara harga beli dan harga jual kembali. Di banyak platform emas, harga yang dibayarkan saat membeli bisa jauh lebih tinggi dibandingkan harga yang bisa mereka berikan saat kamu ingin menjual kembali.
Nah, biaya tersembunyi seperti inilah yang bisa memotong keuntunganmu, terutama jika kamu berencana untuk menjualnya dalam waktu dekat. Oleh karena itu, sebaiknya kamu harus membandingkan spread dari beberapa platform atau penyedia, menghitung potensi kerugian dari selisih tersebut, dan memilih layanan dengan spread yang lebih wajar.
Gunakan Dana yang Tidak Digunakan dalam Waktu Dekat
Salah satu tips investasi emas yang tidak kalah penting selanjutnya bagi pemula adalah hanya berinvestasi dengan menggunakan dana dingin atau uang yang tidak akan kamu butuhkan dalam waktu dekat untuk kebutuhan sehari-hari. Jika kamu menggunakan dana yang dibutuhkan dalam jangka pendek, fluktuasi harga emas bisa membuat kamu tertekan secara emosional sehingga mendorong kamu menjualnya di waktu yang kurang menguntungkan.
Nah, itu dia sejumlah tips investasi emas yang sangat penting untuk diperhatikan bagi pemula. Meski tren kenaikan harga emas ini terbilang cukup positif, bukan berarti kamu harus menyisihkan semua porsi investasi kamu pada emas. Ada baiknya kamu tetap mempertimbangkan prinsip portofolio dengan cara menyebar dana ke berbagai instrumen investasi yang berbeda dengan karakteristik risiko dan potensi imbal hasil masing-masing.
Namun, pastikan juga kamu telah memiliki perangkat gadget andalan yang bisa mendukung aktivitas memantau pasar dan portofolio investasimu kapanpun dibutuhkan. Salah satu pilihan menariknya adalah Xiaomi 15 Ultra yang hadir dengan performa super kencang dan efisiensi daya tinggi berkat dukungan chipset Snapdragon 8 Elite. Tidak ketinggalan dengan sederet fitur AI canggih terkini yang akan menunjang kebutuhan multitasking dan pekerjaan harianmu.
Menariknya, kamu bisa mendapatkan Xiaomi 15 Ultra dengan harga spesial melalui Eraspace. Selain itu, ada tambahan potongan harga eksklusif bagi kamu yang mendaftar sebagai member MyEraspace. Jadi, tunggu apa lagi? Segera kunjungi situs resmi Eraspace atau unduh aplikasinya untuk menemukan gadget impianmu sekarang juga.
Baca juga: 7 Produk Investasi saat Krisis Ekonomi yang Paling Stabil